Seperti halnya orangtua yang senang sekali memakan makanan instan, bukan tidak mungkin anak pun akan tertarik mencoba dan apabila makanan tersebut pas di lidah anak, anak akan menjadi ketagihan.Â
Apabila orangtua mampu menyiasati hal tersebut dengan bijak, sekali dua kali memang tak apa memberikan makanan instan atau makanan yang tidak sehat kepada anak, namun apabila berada pada keadaan sebaliknya, bukan tak mungkin anak akan memakan dengan porsi yang tidak wajar dan menyebabkan ia mengalami overweight atau obesitas.
Tiga, Faktor Budaya
Kalau faktor budaya, ada budaya tertentu yang menganggap kalau anak itu chubby atau anak itu kelihatan gemuk maka dianggap lucu. Di dalam lingkungan masyarakat yang percaya akan hal tersebut, setiap orangtua yang memiliki anak chubby atau gemuk akan dianggap berhasil dalam hal memelihara anak atau mengasuh anak, karena anak jadi kelihatan lucu dan gemuk.Â
Yang sering orangtua lupa adalah kalau dari kecil anak sudah terbiasa dengan pola makanan tertentu yang membuat dia gemuk atau pola aktivitas yang kurang sehingga anak menjadi gemuk maka nanti kalau sudah besar  mengubah pola yang sudah ada tersebut akan terasa sulit. Sebab, yang namanya kebiasaan itu sebenarnya bentuk kecanduan yang tersamarkan.Â
Bisa aja, ketika setiap pagi anak terbiasa makan 5 potong roti isi, bukan tanpa alasan seorang anak ketika ia dewasa akan melakukan kebiasaan yang sama dengan porsi yang berbeda.Â
Nah, berkaitan dengan budaya yang menganggap kalau gemuk itu lucu, tapi kalau dewasa kondisinya akan berbeda. Ketika dewasa, gemuk dianggap tidak lucu lagi.Â
Bahkan, bisa menjadi salah satu alasan mengapa seseorang merasa tidak percaya diri dengan kondisi fisik yang seperti itu. Sebab pada orabg dewasa, obesitas atau overweight merupakan keadaan yang bisa memicu kurangnya rasa percaya diri untuk tampil di depan umum.Â
Sebab, masih banyak dari masyarakat kita yang masih melihat dari keadaan fisik dalam keseharian. Â Nah jadi ini faktor budaya yang orang tua juga mungkin harus menimbang kembali. Ada kiranya, setiap orangtua harus membatasi, sampai pada tingkatan mana harus melarang anak akan makanan atau minuman yang ia konsumsi.
Empat, Faktor lingkungan