"Saya selalu senang kalau mengajar mahasiswa di jurusan PAUD, bawaannya kaya awet muda,"Â ujar salah satu dosen mata kuliah umum.
Kalimat ini, tentu sudah seringkali diucapkan oleh setiap dosen yang mengajar di kelasku. Iya, aku adalah seorang mahasiswa semester lima jurusan pendidikan islam anak usia dini atau biasa disingkat PIAUD di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sejak semester satu hingga sekarang, tak terhitung sudah berapa kali dan dosen siapa saja yang mengatakan pendapat serupa.Â
Dan tentu aku mengamininya. Selain dari kalangan dosen, aku pun bisa menebak bahwasanya yang ada di dalam pikiran teman-temanku sesama mahasiswa apabila kutanyakan mengenai mahasiswa PAUD itu seperti apa, banyak yang beranggapan bahwa mereka selalu ceria dan bahagia.
Ya kalau dipandang secara umum, memang hal ini dikarenakan bawaan mata kuliah yang ada di jurusan PAUD yang dianggap menuntut setiap mahasiswa ketika berada di dalam perkuliahan selalu bernyanyi atau bermain-main saja. Padahal, sebenarnya tak selalu begitu.Â
Ada sebuah urgensi yang sebenarnya terdapat dalam bernyanyi atau bermain-main itu tadi, yaitu penanaman kebiasaan positif di dalam kepribadian mahasiswa PAUD itu sendiri. Apa yang biasanya dipandang sebelah mata dan terkadang menjadi alasan mengapa seorang mahasiswa PAUD masih ragu atau bahkan malu ketika ada orang lain atau mahasiswa lain yang bertanya mengenai ia mengambil jurusan apa di perkuliahannya.
Ketika pembelajaran dilakukan secara luring, barangkali benar adanya, seorang mahasiswa PAUD mampu mengekspresikan dirinya, mampu benar-benar menampilkan sisi ceria dan bahagianya. Namun, sebab pandemi yang belum berkesudahan, maka memaksa kita yang mahasiswa PAUD pun ikut dalam melakukan perkuliahan dalam jaringan atau daring dengan berbagai dinamika di dalamnya.Â
Dianggap sebagai mahasiswa yang selalu ceria dan bahagia tadi sebenarnya merupakan sebuah beban sosial bagi setiap mahasiswa PAUD. Sebab, dalam mata kuliah yang ada di PAUD sendiri banyak sekali yang perlu halnya untuk dilakukan secara praktikal bukan dengan teoretis saja. Ada beberapa mata kuliah yang tugasnya menuntut setiap mahasiswa PAUD untuk memutar otak dalam pemenuhannya berikut dengan kondisi kepribadian yang harus tetap ceria dan bahagia.
Beruntungnya, dalam lingkaran perkuliahan, jalinan yang terjadi baik antar mahasiswa atau mahasiswa dengan dosen berjalan dengan baik. Dimana, setiap mahasiswa yang memang sejak awal perkuliahan telah dibiasakan untuk selalu berkepribadian positif dan mengerjakan tugas sebagai bentuk pemenuhan kewajiban sebagai mahasiswa bukan karena terpaksa, maka beban yang awalnya ditanggung sendiri dapat dipikul bersama-sama.Â
Ditambah, dengan dosen-dosen yang juga berkepribadian positif dan selalu memberikan dukungan positif kepada setiap mahasiswa semakin menjadi faktor dan alasan mengenai setiap mahasiswa PAUD selalu ceria dan bahagia walau tugas di perkuliahan daring datang melanda.
Aku menyepakati, bahwasanya beban mahasiswa dengan adanya sistem perkuliahan jarak jauh ini semakin bertambah. Sebab, yang biasanya ketika mendapat tugas bisa langsung pergi ke perpustakaan kampus untuk mendapatkan referensi dengan mudah, yang ketika mendapatkan tugas mampu dengan fleksibel mengerjakan bersama teman-teman sembari ngopi, atau ketika perkuliahan dilakukan secara tatap muka dapat langsung praktek dan berdiskusi di dalam kelas menjadi berubah total.Â
Perkuliahan semua dialihkan ke depan layar. Dimana, mahasiswa hampir setiap hari mendapakan teori dan dituntut untuk melakukan praktek secara mandiri. Sebagaimana mahasiswa PAUD pun sama, di semester ini contohnya, aku dan teman-temanku mendapatkan mata kuliah pembelajaran seni tari, pendidikan inklusi bahkan magang. Kalau dipikir, bagaimana bisa ketiga mata kuliah ini hanya dilakukan dengan pembekalan teori tanpa adanya praktek? Namun ternyata, tugas-tugas yang ada masih bisa diselesaikan dengan sebagaimana biasanya. Â
"Eh Puj, bagi tips dong kok bisa anak jurusan PAUD kayaknya senang-senang aja pas PJJ gini?"
Pertanyaan ini seringkali datang kepadaku dan sebenarnya ini adalah pertanyaan yang aku sendiri tidak memiliki kapasitas untuk menjawab. Sebab, yang ditanyakan adalah anak jurusan PAUD secara keseluruhan, bukan spesifik kepadaku saja.Â
Namun, untuk menjawab rasa penasaran temanku atau bahkan teman-teman mahasiswa lainnya yang merasakan bahwa teman-teman mahasiwa PAUD kok kelihatannya tenang-tenang saja dengan dan cenderung ceria dan bahagia saat mengikuti perkuliahan daring seperti sekarang? Baiklah akan aku berikan tiga tips selalu ceria dan bahagia mengikuti perkuliahan daring ala mahasiswa PAUD yang aku ketahui dan rasakan perlu untuk dibagikan.
Pertama, kebiasaan menjawab kabar yang dilontarkan oleh dosen.Â
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa saat jawaban salam atau kabar dari setiap mahasiswa PAUD memang cenderung berbeda dan sangat atraktif. Contohnya saja di jurusan PAUD UIN Malang sendiri, ketika dosen bertanya, "Bagaimana kabarnya hari ini?"Â Maka spontan aku dan teman-temanku akan menjawabÂ
"Alhamdulilaah, luar biasa, selalu ceria, dan bahagia...yeee"Â
ditambah dengan gerakan-gerakan yang seoleh menjadi penggambaran akan ekspresi yang diteriakkan. Bagi sebagian mahasiswa jurusan lain, hal ini seringkali dianggap sebagai hal yang memalukan dan dianggap berlebihan, padahal pada faktanya cara ini cukup ampuh untuk membangkitkan semangat dari awal perkuliahan.Â
Coba saja kamu membandingkan dengan menjawab dengan cara ini sekali dan membandingkannya dengan kebiasaan awalmu dalam menjawab kabar yang biasa-biasa saja. Disana, kamu bisa mengetahui, cara menjawab kabar yang mana yang lebih membangkitkan semangatmu di awal perkuliahan.
Kedua, menerapkan prinsip belajar sambil bermain, bermain sembari belajar. Kita tahu bahwasanya prinsip belajar yang seperti ini diterapkan pada pembelajaran anak usia dini, lantas apakah masih bisa dilakukan pada jenjang perkuliahan umum diluar jurusan PAUD? Tentu bisa.Â
Contohnya, kita yang kuliah jurusan biologi, saat pada pembelajaran luring biasanya kita belajar melalui praktikum, bukan tidak mungkin ketika kita dapat melakukan hal yang sama, dengan belajar langsung pada sumbernya misalnya. Lalu, makna bermain yang perlu digarisbawahi disini adalah kita mencoba mengemas atau memodifikasi cara kita belajar dengan cara yang lebih menyenangkan atau semenarik mungkin. Kriteria hal ini telah tercapai adalah kita tidak merasakan beban saat mengerjakan tugas itu. Percaya saja, pasti beda rasanya antara mengerjakan tugas dengan cara biasa dan cara yang dikemas lebih menyenangkan. Â
Ketiga, ajak teman mengerjakan tugas bersama. Biasanya, teman-teman mahasiswa yang terbiasa mendapatkan tugas praktek, akan kesulitan atau kesusahan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Aku sadari juga, bahwa tipe tugas dan tipe dosen antar jurusan berbeda-beda. Juga, waktu pengumpulan tugas yang ketika perkuliahan daring seperti ini menjadi lebih fleksibel, dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa untuk bisa mengerjakan tugas bersama dengan teman.Â
Dengan mengerjakan beban tugas bersama teman tentu akan menjadi lebih ringan dalam pelaksanaannya. Kalau aku dan temanku yang memang sesama mahasiswa PAUD, akan berinisiatif dari jauh-jauh hari mengosongkan jadwal di salah satu tanggal untuk kemudian dapat berkumpul di satu tempat dan mengerjakan tugas bersama. Hal ini, pasti hanya masiswa yang berada di satu wilayah yang sama ya, tidak bisa digeneralkan dan memaksa mahasiswa untuk berangkat keluar kota. Selain mengerjakan tugas, tentu dengan berkumpul dan bertemu, menjadi amunisi semangat tersendiri dan tetap dalam keadaan ceria dan bahagia.
Itu tadi, tiga hal yang sekiranya dapat aku bagi mengenai tips selalu ceria dan bahagia mengikuti perkuliahan daring ala mahasiswa PAUD. Sebenarnya, mahasiswa PAUD sendiri juga merasakan beban tugas perkuliahan yang sama dengan mahasiswa di jurusan lainnya, namun sebab adanya pandangan umum bahwasanya mahasiswa PAUD dianggap selalu ceria dan bahagia, maka kelihatannya selama melaksanakan perkuliahan daring tidak memiliki beban seperti yang lainnya.Â
Hal ini tentu merupakan hal yang positif dan tentu bisa dibagikan dengan mahasiswa di jurusan lainnya. Dengan begitu, proses perkuliahan daring yang dianggap menyusahkan dan memberatkan ini bisa dijalani dengan menyenangkan oleh semua mahasiswa tidak hanya mahasiswa PAUD saja.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H