Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kantong Doraemon dalam Otak Anak

11 Maret 2020   19:29 Diperbarui: 11 Maret 2020   19:36 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dalam pikiran pembaca saat mendengar kata 'kantong doraemon?'. Kalau melihat dalam filmnya, kantong doraemon adalah tempat ajaib dimana semua hal dapat dikeluarkan melalui sana. Mau minta apa? Dapat kita dapat secara instan hanya dengan sebuah kantong doraemon. 

Lantas, apa hubungan antara kantong doraemon dengan otak anak? tentu ada, dimana dalam hal ini kita akan menganalogikan otak anak adalah sebuah kantong doraemon dimana segala hal yang diinginkan oleh anak didapatkan dan diproses terlebih dahulu melalui sebuah proses berpikir, melalui sebuah proses kognitif yang terjadi di dalam otak. 

Sama halnya ketika kita menginginkan sesuatu, kantong doraemon memprosesnya terlebih dahulu agar barang yang diinginkan dari sana sama dengan apa yang kita inginkan.

Kalau ada pertanyaan, otak digunakan untuk apa sih? Banyak jawaban, salah satunya adalah untuk berpikir. Selain sebagai pusat koordinasi,  otak memang sebagai tempat pusat pemrosesan serta pengolahan informasi oleh manusia. Lantas, informasi ini apa? 

Menurut George R Terry , informasi adalah data yang telah diproses. Pemrosesan yang terjadi ini telah dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga data hasil prosesnya dapat meningkatkan pengetahuan orang yang menerima serta menggunakan informasi tersebut. 

Pada anak usia dini, informasi memang sangat berperan penting dalam hal perkembangan kognitif yang sedang dialaminya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor dalam hal pemrosesan informasi pada anak usia dini. 

Apabila kembali dianalogikan kembali dengan kantong doraemon, ketika kita ingin mengeluarkan sebuah barang yang kita inginkan dari dalam sana, ada beberapa prosedur yang harus kita kerjakan terlebih dahulu seperti mengucap mantra-mantra dan lain-lain.

Adapun faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi yang terjadi dalam otak anak usia dini yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini seperti halnya kemampuan otak individu yag tidak sama. 

Jadi, ada beberapa anak yang memang cepat dalam hal menangkap informasi ada juga yang lambat. Faktor fisik dan psikologis juga menjadi salah satu faktor internal yang mempengaruhi pemrosesan informasi pada anak usia dini.

Apabila melihat faktor eksternal, tentu lingkungan menjadi objek penentu. Seperti halnya, ketika orang tua atau guru tidak menggunakan cara yang tepat dalam hal pemberian informasi terhadap anak, maka anak juga akan lambat dalam hal memproses informasi yang diberikan kepadanya.

Selain faktor, dalam pemrosesan informasi dikenal juga 4 konsep  yaitu sensasi, atensi, persepsi dan memori. 

Pertama, sensasi. Apabila dilihat dalam hal pemaknaan, sensasi sendiri berasal dari kata sense yang bermakna alat penginderaan yang menghubungkan sesuatu dengan lingkungannya. 

Maksudnya adalah, ketika seorang anak diberikan sebuah informasi, alat-alat inderanya kemudian akan mengirim informasi tersebut ke otak sehingga kemudian otak dapat merasakan informasi yang diperoleh tersebut, itu disebut sebagai sensasi.

Contohnya, ketika anak diberi tahu bahwa akan diadakan acara studi wisata ke kebun binatang, ketika informasi tersebut dikirim dari indera dan sampai di otak anak akan merasakan sensasi perasaan senang setelah mendengar informasi tersebut. 

Kedua, atensi. Atensi sebagaimana kita lihat pemaknaannya secara bahasa adalah berasal dari kata attention atau perhatian. Kesadaran adakah inti dari atensi. Sederhananya begini, seseorang akan memperhatikan ketika mereka dalam keadaan sadar. Dari sini pula, kita dapat menyimpulkan bahwa otak baru dapat memproses sebuah informasi ketika seseorang memberikan atensi saat sebuah informasi diberikan kepadanya. 

Seringkali kita mengalami hal ini, saat kita melamun dan teman kita bercerita dengan suara yang nyaring, kita tetap tidak mengetahui maksud dari teman kita ceritakan bukan? 

Atau ketika anak usia dini di TK misalkan sedang berlari-lari di dalam kelas dan kita meminta mereka untuk berhenti berlari-lari namun tidak digubris oleh mereka, hal ini dikarenakan mereka dalam keadaan tidak memberikan atensi terhadap kita yang saat itu sedang memberikan informasi kepadanya atau sebaliknya.

Ketiga, persepsi. Perception berarti sebuah tanggapan atau daya memahami sesuatu. Dalam hal ini sederhana, sama halnya ketika ditanyakan 'apa yang teman-teman pikirkan saat mendengar kata kantong doraemon?' mungkin ada beberapa yang secara sederhana memiliki persepsi bahwa kantong doraemon adalah kantong yang dimiliki oleh doraemon, atau kantong ajaib yang bisa mengeluarkan segala hal, dan masih banyak lagi. 

Nah, dalam hal ini persepsi ini bergantung pada masing-masing otak dalam hal sejauh mana memahami informasi tersebut. 

Dan yang keempat adalah memori. Memori kita artikan sebagai ingatan atau daya ingat. Kita juga telah mengetahui terkait memori jangka pendek (short term memory) atau memori jangka panjang (long term memory). 

Para psikolog mengemukakan bahwa setiap informasi disimpan dan disatukan dalam bentuk memori atau ingatan. Kembali lagi ke analogi kantong doraemon, misalkan kita ingin pergi ke sebuah tempat yang sangat kita inginkan maka kita akan mengambil alat berupa pintu kemana saja dari dalam kantong doraemon tersebut. setelah kita kita membutuhkan pintu kemana saja untuk sementara kita masukkan lagi pintu tersebut kedalam kantong agar kita dappat menggunakannya lagi ketika kita membutuhkan. 

Sama halnya seperti memori anak, ketika ia memperoleh sebuah informasi dan hal tersebut bermakna maka anak akan menyimpannya dalam bentuk memori dalam otak dan otak akan merecall atau memanggil kembali memori tersebut ketika otak anak mendapatkan informasi yang serupa dan masih diingatnya. 

Contoh sederhananya, orang yang pernah menonton doraemon dan mengetahui apa itu kantong doraemon akan dapat menjawab apabila ada pertanyaan seperti diawal yaitu 'apa yang kamu pikirkan apabila mendengar kata kantong doraemon?' daripada orang yang belum pernah menonton dan tidak mengetahui tentang kantong doraemon. Pembeda antar keduanya adalah, orang yang pertama dapat mengetahui karena ia memiliki memori terkait doraemon sebelumnya, sedangkan orang kedua tidak.

Begitulah kiranya sedikit terkait proses pemrosesan informasi pada anak usia dini yang dianalogikan dengan sebuah kantong doraemon. Otak menjadi hal yang sangat berpengaruh dan penting dalam proses perkembangan kognitif pada anak usia dini. Setelah kita membahas lebih jauh, dapat kita simpulkan bahwa betapa hebatnya kantong doraemon yang berada dalam otak anak usia dini. Dalam prosesnya yang masih dini, ia sudah dapat mengolah, menampung dan memroses begitu banyak informasi. So, jangan lupa bersyukur dan senantiasa mempergunakan otak untuk memikirkan hal-hal yang positif ya readers!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun