Mohon tunggu...
Puja Dewangga
Puja Dewangga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Menyajikan dinamika, isu, dan fenomena politik serta pemerintahan yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh Konflik Internal terhadap Fungsi Partai Politik dan Masyarakat

26 Oktober 2021   17:28 Diperbarui: 26 Oktober 2021   17:34 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Adanya dinamika demokrasi, dimana terdapat sebuah kompetisi atau persaingan dan memunculkan perbedaan pendapat, hal inilah yang biasanya memunculkan konflik di tengah masyarakat. Namun, ketika partai politik yang berkonflik, publik atau masyarakat justru akan kebingungan dan memunculkan sebuah stigma yang kurang baik terhadap partai politik. 

Ada tiga kemungkinan dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya konflik partai politik tersebut. 

Pertama, adanya kesan inkonsistensi yang dinilai masyarakat terhadap partai politik. Dimana partai politiklah yang seharusnya mengendalikan atau mengatur konflik di tengah masyarakat, dan bukan masyarakat yang menyaksikan partai politik berkonflik. 

Kedua, munculnya narasi menciderai nilai-nilai demokrasi. Karena pada dasarnya, setiap partai politik seharusnya mempunyai langkah-langkah pencegahan atau mitigasi dalam menangani konflik internal yang lebih demokratis. Seperti halnya yang dialami oleh Partai Demokrat beberapa waktu lalu, cukup banyak yang menilai bahwa konflik tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. 

Terakhir, kepercayaan terhadap partai politik yang menurun. Jika itu terjadi, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan baik secara komunikasi ataupun dukungannya terhadap partai politik.

Permasalahan atau konflik internal partai politik merupakan suatu hal yang tak dapat diindahkan. Karena permasalahan internal tersebut akan selalu menghantui dan mengancam stabilitas dalam berjalannya partai politik tersebut. 

Namun permasalahan tersebut pada dasarnya setiap masalah pasti memiliki sebab akibat dan pasti terdapat jalan keluarnya. Sehingga untuk menghindari masalah internal, partai politik haruslah memiliki komitmen serta keteguhan yang ajeg untuk selalu menjaga dan menjalankan ideologi partai politiknya. 

Tidak hanya itu, perlu juga sistem duduk perkara yang tidak pragmatis, sehingga di setiap munculnya perbedaan cara pandang antar anggota di dalam tubuh partai, hal tersebut dapat diselesaikan secara aklamasi.Untuk itu, pada akhirnya partai politik harus senantiasa menjalankan fungsi partai politik dengan sebaik mungkin. Disertai dengan mitigasi atau pencegahan terjadinya konflik internal yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun