Ah, saya tak mau ikut-ikutan memikirkan masalah itu. Wong, persoalan dapur saya sendiri saja belum beres. Lebih baik saya fokus untuk menyambung hidup dan mencari cara agar anak istri saya bisa makan.
Setelah puas dengan jawaban-jawaban Abu Bakar Al Baghdadi, saya pun pamit. Saya menyalami beliau, dan sebagai penghormatan terakhir, saya ingin mencium tangan beliau. Sayangnya beliau menolak. “Bid’ah ndolalah,” katanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!