Begitulah budaya anak muda masa kini yang semakin hari, semakin diminati masyarakat pesisir tenggara Pulau Kalimantan. Mereka lebih menggemari budaya dugem yang bagi orang tua seperti saya hampir tidak ada manfaatnya.
Belum lagi ditambah dengan peredaran obat-obatan terlarang yang nyaris tak bisa diberantas oleh aparat kepolisian. Ya bagaimana mau memberantas, wong oknum polisinya juga sering nongkrong di diskotek dan tak pernah absen hadir di acara party anak muda. Â
Di sisi lain, tradisi dan budaya leluhur di Pulau Kalimantan semakin ditinggalkan. Miris ketika pergelaran seni dan budaya daerah tak seramai diskotek atau acara dugem yang telah membudaya di masyarakat Bumi Borneo.Â
****
DJ Slamet masih asyik menggosok-gosok piringan hitamnya. Semakin malam, penonton semakin banyak yang merapat. Sebagian besar dari mereka sudah mabuk dan terus berjoget sesuai irama lagu. Sementara pak haji mulai merasa gerah. Ia melepaskan peci putih dan sarungnya. Kemudian jebolan Pesantren Al Glundungi itu bergegas menuju parkiran untuk menyimpan kopiah dan sarungnya di bawah jok sepeda motor.
Dari kejauhan, empat wanita sudah mulai menanggalkan busananya. Para pentonton semakin histeris dan terus memberi semangat kepada empat dancer seksi itu. Pak haji yang hanya mengenakan kolor dan kaos oblong mencoba merengsek masuk ke bagian depan. Ia berupaya sekuat tenaga menembus barikade ratusan penonton yang sebagian besar sudah teler. Setelah berhasil menembus barisan penonton, pak haji meletakkan sandalnya di tanah. Ia duduk, dan menikmati pertunjukan itu sampai selesai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI