Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"House Music" di Pesisir Tenggara Kalimantan

2 April 2016   12:51 Diperbarui: 2 April 2016   19:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena house music di kalangan masyarakat memang luar biasa. Bahkan saat ini, lagu-lagu perjuangan dan lagu-lagu daerah sudah banyak yang di-remix dengan iringan house music. Tak hanya itu, syair-syair sholawat nabi yang biasa dilantunkan dalam perayaan maulid juga dibuat versi dugem-nya.

Hal ini jualah yang membuat seorang pak haji pusing tujuh keliling. Ia tak terima jika syair-syair Islami dijadikan musik dugem. Ceritanya, Pak Haji ingin membubarkan acara weekend party yang digelar di halaman restoran cepat saji. Dalam acara tersebut, ratusan anak muda menghadiri pesta dengan iringan house music DJ Slamet yang sangat menggelegar.

Setelah menghabiskan sebatang rokok, ia memutuskan untuk datang langsung ke lokasi acara untuk menemui panitia penyelenggara agar event berbau dugem itu segera dibubarkan. Kalau ada kesempatan, ia juga ingin sekali menempeleng wajah DJ Slamet yang menurutnya ikut berkontribusi merusak mental generasi muda.

Sesampainya dis ana, pak haji hanya bisa menggelengkan kepala. Sambil mengelus dada, ia terus berusaha mencari celah sebagai alasan pembubaran acara. Di sana, ada empat gadis seksi sedang menari diiringi lagu-lagu house music yang disetel sangat kencang. Sehingga suara bass-nya begitu keras menghunjam gendang telinga.

Satu dari empat gadis seksi menggunakan busana penuh menutupi aurat, tapi sangat ketat. Lainnya menggunakan hot pants dengan perut terbuka yang mengundang syahwat siapa saja yang menonton. "Astagfirullah, Astagfirullah, Astagfirullah," kata pak haji sambil terus mengucap istighfar, "Ini namanya sudah meniru-niru orang kafir. Haram!"

Empat penari seksi, tanpa canggung dan malu-malu mulai mengangkangkan kakinya lebar-lebar. Pinggul dan pantatnya menghadap ke penonton. Matanya merem melek, lidahnya menggigit bibir, dan keringat seksi bercucuran membasahi kaos tipis dan rok mini warna putih yang mereka kenakan. Sementara DJ Slamet masih asik memutar-mutar peralatan DJ-nya sambil terus bergoyang.

Alunan musik tiba-tiba berubah. Lalu mengalunlah lagu-lagu daerah seperti Ampar-ampar Pisang dan Paris Barantai yang sudah digubah aransemennya menjadi irama dugem ala diskotek. Jantung pak haji berdebar-debar. Ia merasa tak terima karena lagu-lagu daerah yang dinilai sakral malah diubah menjadi house music yang biasa dinikmati orang-orang nggak waras.

Bahkan hatinya semakin panas ketika mendengar syair-syair yang biasa dinyanyikan dalam acara Maulid Nabi juga digubah menjadi lagu dangdut koplo. "Apa-apaan ini? Keterlaluan!" katanya, sembari terus merengsek masuk ke barisan depan penonton.

Tiba-tiba, salah satu dancer wanita yang berwajah manis nungging di depan penonton. Pak Haji yang sudah berada di baris depan terkaget dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia berusaha semampunya agar tidak melihat adegan vulgar itu.

Salah seorang dancer kemudian menoleh ke arah pak haji dan menjilati bibirnya dengan genit. Gadis itu kemudian menggigit bibirnya sembari terus berpose ala bintang film porno yang sedang bergaya ala doggy style. Pak Haji ndongong, ia tak bisa berkata-kata lagi.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun