Masyarakat di Kalsel tentu lebih akrab dengan lagu Judi dibandingkan lagu Yesterday atau Hey Jude. Lagu Buta Tuli atau Ghibah tentu dianggap lebih menghentak dibandingkan lagu-lagu The Beatles bergenre rock 'n roll.
Di daerah ini, dangdut memang sudah sangat mengakar. Warga Kalsel tak akan begitu saja bisa melepaskan diri dari bayang-bayang dangdut. Bahkan anggota ormas Oi Banjarmasin sebagai basis utama fans Iwan Fals di Kalimantan Selatan memelesetkan Oi menjadi Oma Irama.
Di acara-acara hajatan perkawinan juga begitu. Tak akan ada warga lokal yang bisa meninggalkan busana dangdutnya. Tanpa dangdut, mereka seperti telanjang. Dan yang lebih khas lagi, volume sound system pasti disetel sangat kencang tanpa mempedulikan tempat duduk tamu undangan yang berada sangat dekat dari posisi sound system.
Yang saya heran, sebagian besar tamu undangan kok betah duduk berlama-lama sambil menikmati alunan lagu-lagu dangdut yang volume-nya digeber maksimal. Karena bosan, teman saya yang penggemar musik Jazz Instrumental pernah memprotes dan meminta kru sound system untuk mengurangi volume suaranya.
"Mas, tolong volume-nya dikurangi. Kalau begini terus kepala saya bisa pusing. Huh, bener-bener nggak masuk akal," protesnya.
Tapi apa lacur, permintaan teman saya ditolak mentah-mentah. Mereka bilang, volume sound system yang disetel sangat kencang itu sudah melalui kajian khusus dan penelitian ilmiah. Masyarakat Kalsel, kata dia, terbukti sangat menikmati lagu-lagu dangdut yang disetel keras sambil menunggu pasangan pengantin naik ke atas pelaminan.
"Hal seperti ini sudah menjadi tradisi masyarakat di sini. Dan yang perlu sampeyan ingat, tidak semua hal yang ada di dunia ini harus masuk akal," begitu katanya.
Hah?! Teman saya melongo. Lalu kami saling memandang. Sepertinya kami harus segera balik kanan sebelum sempat menikmati sepiring menu kuliner favorit saya, gangan waluh dan iwak karing masak asam yang disediakan di pesta pernikahan itu.[caption caption="Sumber foto: majalahpraise. com "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H