Sementara itu, para jamaah mulai resah karena lama menunggu kedatangan penceramah. Kang Nur, Kang Absar dan Kang Jalal semakin girang dan sudah merasa di atas angin. Di tengah kegirangan mereka, tiba-tiba dari kejauhan, seseorang berpakaian putih berjalan perlahan penuju masjid. Tapi yang agak aneh, pakaiannya tidak seperti yang digunakan ulama pada umumnya. Pokoknya ada yang aneh.
Orang tersebut berjalan santai sambil mengusap-usap jenggotnya yang berwarna hitam. Posisi orang berjubah putih itu semakin dekat dan sudah masuk ke pelataran masjid. Setelah sampai di pintu utama masjid, seluruh jamaah yanga ada di masjid tersebut kaget bukan main.
Yang terlihat dipandangan mereka adalah sosok pemimpin umat agama lain. Busana orang tersebut persis Paus di Vatikan. Asesoris kalung salib berukuran lumayan besar semakin menambah "keanehan" orang tersebut.
Kehadiran orang itu tentu saja membuat semua jamaah kaget. Tak terkecuali tiga tokoh nyeleneh yang ikut hadir. "Buat apa orang itu hadir di acara Maulid Nabi,"kata mereka kaget. Sesama Islam saja ada yang ogah-ogahan dan mengharamkan Maulid Nabi, lha ini orang beda agama kok ikut hadir. Yang lebih kurang ajar lagi, orang tersebut langsung menuju mimbar ceramah.
"Sampeyan-sampeyan ndak perlu kaget. Ini cuma pakaian biasa. Soal kalung salib dan pakaian saya ini kan cuma simbol. Yang penting itu esensinya, bukan kemasan atau bungkusnya,"kata orang itu yang tidak lain adalah Syaikh Klowor Al Glundungi, Mursyid Toriqoh Al Ngelesiyah.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H