"Lha iya memang nggak punya suku kok. Karena bapak saya Jawa dan ibu saya Banjar. Jadi suku saya ini nggak jelas. Lagipula yang bikin rusak Indonesia itu ya karena fanatisme kesukuan itu"
"Huahaha... kapok, modyar cocotmu," bathinku.
Setelah saya jawab seperti itu, dia ikut-ikutan cengengesan. Mungkin setuju, mungkin juga tidak. Ya terserah dia, saya nggak peduli. Emang gue pikirin. Heuheu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H