Chinta...
Remang senja di antara riang rumpun ilalang..
Betapa lama luka ini akan terdiam di bilik-bilik kesunyian..
Ku tanya pada rembulan bersama kerlipnya bintang..
Dia hanya bungkam tak membilang..
Juga tentang angin yg mengelus lembut reranting perdu...
Dia pun hanya membisu...
Hanya mampu menggurat sebaris derita pada dinding-dinding malam yg kelabu...
Ku mendengar gemrisik daun mahoni bernyanyi...
Tentang sepi yang diam-diam lelap di hening perigi...
Sementara rembulan pucat pasi berkelana sendiri...
Di situlah ku masih dengar riuh rintih samar tawa mu
Saat kita bercanda bercengkaraman bersama bayu...
Begitu terasa menyatu...!
Masih ku rasa lembut nada suara mu mendesah merama-rama di telinga ku...
Chinta..
Sungguh masih sangat terasa saat bibir manis mu mencium&berkata kita akan hidup bersama selamanya...
Tapi apalah daya jika semua telah menjadi bayang hayalan..
Kala jemari mu telah terikat cincin pertunanggan..