Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi kenangan luka sang pendusta

11 Maret 2015   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inikah cara mu membalas penantian yg selama ini ku pertahankan..

Maafkan ku yang memang redup
tak pantas mengharap kemuliaan seorang bidadari seperti mu..

Memang di luar sana banyak pujangga yang sanggup menuliskan ribuan sajak untuk mu..
Di luar sana banyak saudagar yang sanggup mempersembahkan villa mewah untuk mu..

Tapi inilah aku sayang...

Aku bukanlah mereka yg bisa membuat mu bahagia dgn berlimpah harta..
Ku hanyalah sebuah serpihan sisa-sisa yg tak berguna setelah kau siksa..

Ku pun tak heran jika cinta yg ku pertahankan kau buang..
Cinta yg ku kukuhkan menemui takdir jika akhirnya hanya sebuah pelampiasan..

Ku pun juga tahu..
Kau pasti akan tertawa membahana jika ini adalah akhirnya...

Aku terima...
Biarlah tiap tawa mu adalah luka untuk ku..
Biarlah tiap tetesan air mata ku akan menjadi doa karma buat mu..

Chinta

Mesti luka yg ku terima.
Doa ku semoga km&dia bersama keturunan-keturunan mu kelak akan bahagia selamanya
Dan di jauhi hukuman karma yg telah kamu buat..

Terima kasih atas harapan-harapan yg dulu pernah km berikan walau hanya sesaat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun