Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi kenangan luka sang pendusta

11 Maret 2015   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat rembulan mulai tertutup kabut legam
Sosok raga sang penyair kejora rebah terkulai di pelukan kelam..

Ku pun bertanya...

Di manakah perasaan mu...?
Saat kau ucap kata LUPAKAN AKU..!

Di mana letak mata hati mu...?

Saat bibir indah mu dengan lantang mengucap SELAMAT TINGGAL....!

Dan di mana perasaan mu..?

Ketika penantian yg ku pertahankan dengan diam-diam kau MENGIKAT TALI PERNIKAHAN..

Sungguh kau bukanlah manausia..

Geliat jarak menjejak penat
Hancur lelap menjerat safaf..

Dasar kau latnat...!

Air yg telah ku suguhkan dengan keringat kesetian akhirnya kau tumpahkan
Cinta yg telah mendarah daging akhirnya kau sisihkan lalu kau buang dipinggir jalan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun