Mohon tunggu...
hari nan petang
hari nan petang Mohon Tunggu... Dokter - hari nan petang merupakan catatan perjalanan senja mengabadikan setiap moment yang hanya merupakan serpihan-serpihan bermakna

hari nan petang lahir di kota Klaten Jawa Tengah, belajar di kota gudeg hingga kota hujan. Meniti karir buruh dan mengabdi negeri sebagai ASN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Bango Sesampainya Pendaratan Jantung Borneo

5 Januari 2018   14:53 Diperbarui: 7 Januari 2018   22:40 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun demikian Boni dianggap masih bisa memiliki keturunan karena badannya masih sangat segar karena habitanya yang sangat baik si padang penggembalaan ini. Padahal sapi biasa yang sudah beranak 6-8 kali biasanya sudah dinyatakan tidak produktif, namun tak seperti halnya pas SI Boni. 

Akhirnya disuntikkanlah cairan perangsang birahi pada tubuh Si Boni berharap beberapa hari kemudian segera datang masa estrusnya sehingga siap dikawini pejantan. Namun kadang nasibnya pun tak semujur ini, SI Suko dan SI Suto (pejantan dalam kawanan) taka ada dalam populasi 200an ekor ini keberadaannya.

Giliran ke-3 adalah Benti sapi lembut berkulit coklat sangat penurut oleh sang majikan. "Tenang ndukk..." Bahasa Jawa yang dikeluarkan oleh sang pemilik memberikan rasa nyamannya pada sapi. Tak ada rasa sedikit cemaspun pada sapi karena kedekatannya dengan manusia sehingga beberapa kawanan ini sudah sangat jinak tidak seperti beberapa sapi sebelumnya.

Beberapa waktu berlalu rasa haus dan laparnya tak dapat diselesiakannya dalam kandang penampungan itu. Lalu seekor sapi bertingkah gaduh di sebelah sudut sana. Ini menunjukkan gejala-gejala kekuasaan area dan stress yang akan segera datang pada sapi. Beberapa mulai painting dan hipersalivasi ini menandakan sapi harus segera dilepas liarkan kembali dari kandang penampungan ini. 

Sesaat kemudian tim pemeriksa memutuskan untuk segera dibukanya kayu penghalang pagar penutup pintu kandnag penampungan ini. Inilah saatnya kawanan menuju padang-padang rumput disekitar dataran-dataran tanah tambang ini.            

Kemudian terduduklah kami diseberang danau tampungan air hujan, bekas galian tambang di siang terik itu. Yaitu bekas galian tambang yang harus segera di lakukan perbaikan kembali agar lapisan top soil tanah tidak hanyut begitu saja bersama air hujan. 

Kegiatan peternakan ini adalah salah satu upaya pemulihan yang tepat dimana kotoran dari ternak-ternak mampu memberikan kontribusi dalam perbaikan lahan secara alami terutama pada bagian lapisan tanah bagian atas. Kotorannya mampu menyuburkan semak belukar dan memberikan nutrisi bagi jasad-jasad trenik di dalam tanah. 

Begitu pula ekosistem yang mendiaminya yang sempat hilang beberapa saat. Rumput yang mulai menghijau adalah pertanda baik bagi lingkungan ini (red'18).     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun