Nama kapal perang Republik Indonesia
Apalah arti sebuah nama, ya tak salah bila ada yang sependapat dengan William Shakespeare. Namun sesederhana apapun nama, dari pribadi yang saya kenal, ada makna, harapan, tujuan atau sebagai penanda di setiap nama yang menjadi identitasnya. Bahkan ada orang tua yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan nama, sebelum anaknya lahir.
Tulisan ini mengajak pembaca mengulik nama-nama kapal perang RI (KRI). Menjelang peringatan Hari Dharma Samudra 15 Januari 2022, terdapat 2 kapal perang baru yang resmi beroperasi di jajaran Koarmada RI. Kedua kapal tersebut adalah kapal rumah sakit KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dan kapal cepat KRI Golok-688 <1>.
Kapal Bantu Bumah Sakit termasuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmada RI. Selain kapal BRS, kapal perang TNI AL yang berperan sebagai supporting force, meliputi kapal angkut pasukan dan kendaraan tempur, juga kapal tanker (Kapal Bantu Cair Minyak). Kapal-kapal ini diberi identitas nama-nama kota di Indonesia. Kecuali untuk kapal BRS, tidak diberi nama kota, tetapi nama pahlawan yang berprofesi dokter.
Setiap daerah diakui berperan melahirkan pribadi luhur budi, yang dinyatakan pemerintah sebagai pahlawan nasional. Nama pahlawan nasional itu mendapat kehormatan disematkan sebagai nama kapal perang yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Koarmada RI. Satuan kapal eskorta berperan sebagai striking force yang terdiri dari kapal-kapal atas air berjenis destroyer, fregat dan korvet. Selain kapal eskorta, termasuk striking force adalah kapal selam dan kapal cepat.
Yang menarik, nama kota Balikpapan dan Tarakan pernah disematkan sebagai nama kapal perang Australia. HMAS Balikpapan <2> dan HMAS Tarakan <3> pernah bertugas pada misi PBB INTERFET dan UNTAET 1999-2000 di Timor Timur. HMAS Balikpapan "pensiun" pada tahun 2012, sedang HMAS Tarakan dihibahkan kepada angkatan laut Filipina.Â
Di Jajaran TNI AL, kapal yang menggunakan nama kota di pulau Kalimantan tersebut adalah KRI Tarakan-905, KRI Bontang-907 dan KRI Balikpapan-901, yang bertugas sebagai kapal tanker. Namun karena KRI Balipapan-901 sudah uzur, lalu ditenggelamkan dengan menjadi sasaran tembakan rudal C-705 dari KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642. Hal tersebut dilaksanakan pada latihan TNI AL Pra-Armada Jaya 2021 di perairan Natuna<4>.
Bukan hanya nama pahlawan nasional dan nama kota yang disematkan pada kapal perang RI. Jenis kapal perang juga ditandai nama teluk dan tanjung, nama gunung, nama senjata tradisional dan nama senjata pusaka tokoh pewayangan. KRI Macan Tutul yang tenggelam pada pertempuran heroik di laut Aru, mewakili kekayaan fauna Indonesia selain nama ikan dan ular.
Nama-nama pulau disematkan pada kapal perang pemburu dan penyapu ranjau, sedang senjata pusaka tokoh wayang untuk nama kapal selam. Nama senjata tradisional khas daerah dipergunakan untuk menandai alutsista satuan kapal cepat. Untuk kapal patroli di bawah Pangkalan TNI AL diberi identitas nama ular dan ikan.
Nama gunung-gunung di Indonesia dipergunakan untuk menandai kapal-kapal tunda. Selain obyek di darat dan laut, TNI AL juga menamai kapalnya dengan nama obyek angkasa, yaitu bintang. Nama KRI Rigel-933 diambil dari nama bintang yang paling terang dari Rasi Orion. Sedang nama KRI Pollux-935 berdasarkan nama bintang yang paling terang dan paling mudah dikenali dalam rasi bintang gemini.
KRI Rigel-933 dan KRI Pollux-935, bertugas di jajaran Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) sebagai Lembaga Hidrografi Nasional dan Pusat Informasi Geopasial Kelautan Indonesia. Alat penelitian bawah air yang ada di kapal survei Pushidrosal membuat kapal ini sering mendapat tugas operasi SAR pada musibah pesawat terbang yang jatuh ke laut.
Sedang kapal-kapal pendarat amfibi (landing ship tank/LST) diberi nama teluk. Sebagai contoh kapal LST KRI Teluk Bintuni-590 adalah kapal pertama yang didesain untuk mengangkut ranpur tank tempur utama TNI AD Leopard-2. Pada tahun 2021 TNI AL juga menerima kapal baru KRI Teluk Youtefa-522 yang berkemampuan sama dengan KRI Teluk Bintuni.
Tahun lalu TNI AL juga menerima 2 LST baru dari Kemhan, yaitu KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527. Sebelumnya TNI AL juga telah menerima KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang-519. Dari aspek desain dan konstruksi, kedua LST ini juga sama dengan KRI Teluk Bintuni-520.
Yang membanggakan seperti KRI Bintuni-590, seluruh KRI LST baru ini semuanya produksi galangan dalam negeri. Di sisi lain dalam sidang DPR, Kemhan meminta persetujuan KRI Teluk Penyu dan KRI Teluk Mandar, dikeluarkan dari dinas TNI AL karena sudah tidak memenuhi syarat operasional (Kompas.com, 27/1/2022). Total terdapat 22 KRI yang menurut Kasal harus diganti.
Pada akhir tahun 2021, Menhan juga menyerahkan kapal perang baru KRI Kapak-625 kepada TNI AL. Kapal beridentitas nama senjata tradisional ini masuk ke jajaran Satuan Kapal Cepat Koarmada RI. KRI Kapak 625 merupakan tipe kapal cepat rudal (KCR)-60.
Menghargai kekhasan nilai kedaerahan dan menjunjung keberagaman
Penggunaan nama pahlawan dari berbagai daerah diharapkan menumbuhkan kebanggaan bagi warga setiap daerah atas peran sang pahlawan dalam mendirikan, menegakkan dan mempertahankan serta membangun NKRI dalam berbagai bidang.Â
Meskipun berasal dari daerah yang berbeda, para pahlawan nasional tersebut memiliki kesamaan visi perlawanan terhadap kolonialime dan semangat membangun Indonesia. Bagi prajurit diharapkan meneladani semangat para pahlawan pada situasi kekinian, demi terlaksananya tugas pokok TNI sesuai amanat undang-undang.
Gunung, teluk, tanjung, sungai, merupakan penanda alam suatu wilayah, memberi kekhasan dan menunjukkan potensi sumber daya alam yang terkandung di setiap daerah. Dalam hal ini, kapal perang RI menjaga kedaulatan negara dan mengamankan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
Potensi alam yang selain memperkaya wilayah melalui ekplorasi, harus juga dijaga jangan hanya dieksploitasi tanpa kendali risiko terhadap kelestarian dan kualitas lingkungan. Atas nama keadilan, tidak boleh ada daerah yang menyumbang sumber daya alam dan menghasilkan kekayaan negara, tetapi tidak merasakan hasil pembangunan.
Penggunaan nama senjata tradisional daerah sebagai kapal perang TNI AL merupakan pengakuan atas kemuliaan budaya setiap daerah dan pluralitas Indonesia. Senjata tradisional adalah warisan dan kekayaan seni budaya yang menjadi bagian dari kelengkapan busana khas daerah.Â
Sebagai contoh keris yang berfungsi sebagai senjata dan obyek spiritual, diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO tahun 2008. Â Senjata tradisional juga dipergunakan pada perang melawan kolonial penjajah.
Lalu mengapa TNI AL menggunakan nama kota untuk identitas kapal perangnya ? Perkembangan kota-kota di Indonesia menurut periodeisasinya meliputi kota prasejarah, kota tradisional, kota kolonial dan kota modern <6>. Kota-kota besar selain modern juga kosmopolitan. Berbagai kota juga dikenal sebagai kota budaya, kota perjuangan atau kota pendidikan yang nyata dalam infrastruktur maupun dengan simbol-simbol sejarah.
Meningkatnya perekonomian dan perdagangan menuntut kemampuan kota dalam peran konektivitas antar daerah. Pada sisi inilah wawasan laut bukanlah pemisah, tetapi merupakan penyatu antar daerah, menonjolkan peran jasa kemaritiman suatu kota. Maka melalui pemberian nama kota pada kapal perang, menurut penulis ini berguna untuk mengingatkan takdir Indonesia sebagai negara maritim.
Pandangan tersebut di atas dapat diterapkan dalam wacana penentuan nama baru Ibu Kota Negara (IKN), meskipun nama baru IKN telah diputuskan Presiden dan harus kita hormati. Menggunakan pendekatan penghargaan kepada kekhasan daerah, sejarah, budaya dan nilai lokal di tengah berbagai aspek keberagaman. Daerah lain tidak perlu menuntut simbol keterwakilan nama terhadap IKN sebagai milik kolektif dan upaya kohesivitas berbangsa.
Penutup
Kini sedang hiruk pikuk perdebatan  tentang daerah yang jauh sebagai tempat jin buang anak dan menendang sesajen. Saya mengajak pembaca mencermati penjelasan Menhan selepas rapat di DPR. Menhan Prabowo Subianto menyatakan bahwa banyak kapal akan memperkuat TNI AL sampai tahun 2024. Tahun di mana sasaran kekuatan pertahanan Minimum Essential Force diharapkan tercapai.
Mungkin dari daerah pembaca kompasiana, akan ada pahlawan, kota, gunung, teluk dan tanjung, senjata tradisional atau hewan langka yang menjadi ikon daerah, mendapat kehormatan terpilih sebagai nama kapal perang TNI AL. Setiap daerah berharga bagi pertahanan dan bertugas mempertahankannya sebagai milik bangsa, adalah kehormatan bagi setiap prajurit TNI. Maka janganlah ada anak bangsa yang merendahkan bahasa, budaya, agama dan daerah anak bangsa yang lain (pw).
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 29012022 (97)
Sumber : [1],  [2], [3], [4], [5]
6. Makkelo, ID. Sejarah Perkotaan Sebuah Tinjauan Histiriografis dan Tematis. Lensa Budaya, Vol. 12, No. 2, Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H