Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tujuh Belas Agustus di Pulau Mutus, Torang Bisa

18 Oktober 2021   22:45 Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:57 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Pudji Widodo

Kumandang Indonesia Raya di lapangan kampung Pulau Mutus


Pagi hari itu, 17 Agustus 2014 kami personel Satgas Operasi Bakti Surya Baskara Jaya (SBJ) LXII 2014/Sail Raja Ampat menikmati makan pagi lebih awal. Ini adalah hari kedua kami bertugas di Kampung Mutus, yang merupakan pulau seluas 75 hektar dengan penduduk 457 jiwa yang terdiri dari 99 rumah tangga. 

Agenda kegiatan kami hari ini selain tetap melaksanakan pelayanan kesehatan, juga wajib menyelenggarakan upacara memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI ke 69. Oleh karena itu kami berangkat menuju ke P. Mutus lebih pagi.

Pulau Mutus Distrik Waigeo Barat, sumber : jalanblog.files.wordpress.com
Pulau Mutus Distrik Waigeo Barat, sumber : jalanblog.files.wordpress.com

LCU yang mengantar kami merapat ke Pulau Mutus Waigeo Barat Raja Ampat, dipenuhi dengan personel dengan seragam yang berbeda. Sebagian personel mengenakan pakaian dinas layar untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dan sebagian mengenakan pakaian dinas upacara parade lengkap bersenjata SS-1 sebagai pasukan upacara. Mendapat giliran bertugas di darat tentu saja menyenangkan karena bisa meredakan kejenuhan rutinitas di kapal.

Bila kapal sedang posisi berlayar, berbagai upacara peringatan hari besar nasional  dan peringatan internal TNI AL tetap dilaksanakan di geladak helikopter. Tapi kali ini lain, Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Oc. Budi S, memilih menyelenggarakan upacara di darat bersama warga masyarakat Kampung P. Mutus, sedang KRI dr. Soeharso-990 (SHS) tetap lego jangkar di laut karena tidak bisa merapat ke dermaga P. Mutus. Untuk itu pergeseran personel dan material dari kapal ke P. Mutus p.p mengunakan LCU dan helikopter.  

Perwira operasi dan perwira penerangan Satgas telah berkoordinasi dengan kepala Kampung dan Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Mutus-Waigeo Barat untuk mengadakan gladi upacara di lapangan kampung. Di kapal tidak ada genderang sangkakala, karena tradisi penaikan-penurunan bendera merah putih sehari-hari diiringi tiupan peluit. Namun untuk upacara di lapangan kampung  Mutus, telah siap paduan suara murid SMP yang akan menyanyikan Indonesia Raya mengiringi  penaikan bendera Merah putih.

Apresiasi untuk Kepala Sekolah SMP negeri 11 Mutus yang telah menyiapkan tim pengibar bendera merah putih dengan seragam Paskibraka. Meskipun mereka siswa SMP di pulau kecil yang jauh dari pusat pemerintahan daerah,  ternyata penampilan mereka tidak mau kalah dengan tim Paskibraka Kabupaten yang disusun dari siswa SMA. Apalagi mungkin ini yang pertama warga kampung Mutus melaksanakan  upacara bersama prajurit TNI AL. Torang bisa menyelenggarakan upacara 17 Agustus dalam kondisi sederhana.  

Menjelang jam 08.00, susunan pasukan upacara telah terbentuk di lapangan kampung Mutus. Selain personel TNI AL, peserta upacara adalah para Guru, murid SMP Negeri 11 P. Mutus, anggota Pramuka dan murid SD. Indonesia Raya pun berkumandang di lapangan kampung P. Mutus dalam upacara yang khidmat. Terbersit haru di hati, seperti yang penulis alami ketika melaksanakan upacara HUT RI jauh dari tanah air di kota kecil Bunia, Kongo pada tahun 2005.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun