Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Belanja Online Kolektor: Rasional, Impulsif, atau Kompulsif

22 Mei 2021   03:47 Diperbarui: 22 Mei 2021   11:15 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga senang membeli cinderamata khas daerah tugas maupun mengoleksi cinderamata yang unik dari berbagai kegiatan yang saya ikut. Tentu saja koleksi terbesar saya yang berhubungan dengan kesenangan saya membaca dan menulis adalah buku. Apalagi sekarang ini bila memerlukan buku tidak harus ke toko buku. Bahkan Gramedia pun jauh-jauh sebelum pandemi telah memfasilitasi Cara Belanja Buku Online di Gramedia.com.

Barangkali benar, masa kecil saya "kurang bahagia". Dulu di pasar Wonokromo Surabaya setiap momen "Muludan" pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sepanjang jalan di luar pasar dipenuhi penjual mainan anak-anak. Menyadari keterbatasan penghasian orangtua, saya cukup hanya berjalan berkeliling, menonton karena tidak bisa membeli mainan yang saya inginkan.

Namun dibanding mainan, pada masa anak dan remaja saya lebih tertarik buku. Maka selain bermain pada umumnya bersama teman sebaya di kampung, saya juga pengunjung setia kios persewaan buku dan komik.

Ahli psikoanalisis Sigmund Freud menjelaskan adanya perilaku para kolektor yang berhubungan dengan ketidakpuasan atas kurangnya pencapaian kontrol diri dari masa-masa sebelumnya dan berusaha mendapatkannya kembali melalui aksi mengumpulkan serangkaian benda tertentu (McKinley, 2007)<1>.

Jadi terdapat kolektor yang mengumpulkan barang karena adanya harapan dari masa kecil yang belum tercapai dan dipuaskan seiring berkembangnya usia.

Terlepas dari latar belakang psikologis masa lalu konsumen sebagai kolektor, yang penting untuk dipersoalkan saat ini adalah perilaku belanja untuk mendapatkan benda yang disukainya.

Sekarang ini kesenangan dan peminatan yang menetap terhadap sesuatu benda untuk dikoleksi semakin mendapat kemudahan dengan adanya aplikasi belanja online.

Di balik kemudahan Belanja Online yang semakin memanjakan para konsumen, sebenarnya terdapat potensi kerugian bagi individu tertentu akibat perilaku belanja yang patologis.

Barang apa yang sekarang ini tidak bisa diperoleh secara online, dari semua keperluan wanita, atau koleksi numismatik, keris dan batu akik sampai berbagai obyek spesifik dan unik yang dicari kolektor.

Di tengah segala kemudahan itu, seorang kolektor yang rasional akan berhitung dengan penghasilannya dan melakukan langkah perencanaan dalam rangka memburu benda yang disukainya. Meskipun terdapat dorongan untuk membeli, namun tetap dapat mengendalikan diri dalam batas pos anggaran yang telah ditentukan dan tidak menggerus kewajiban untuk pos pengeluaran yang lain.

Bagi kolektor dengan perilaku belanja rasional, di tengah berbagai tawaran menarik tersedianya obyek yang disukainya, tetap memiliki kontrol yang kuat terhadap tujuan membeli dan kemampuan finansialnya. Maka bagi mereka yang bertipe kolektor rasional akan terhindar dari keinginan belanja yang patologis. Tentu tidak harus bersikap sama dengan anak saya yang untuk membeli obyek koleksi menggunakan belanja offline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun