Para guru, tenaga non pendifikan  peserta didik bahkan orang tua murid biasa disebut sebagai masyarakat sekolah. Dalam konteks pengendalian dan penanggulangan pandemi  masing-masing komponen memiliki peran yang saling terkait.Â
Bahkan puskesmas dalam wilayah di mana fasilitas kesehatan primer ini bertanggung hawab melaksanakan pembinaan kesehatan, sebagai wujud sinergi sumber daya harus dimasukkan menjadi bagian dari masyarakat sekolah. Semuanya terlibat dalam membentuk dan membangun kultur gaya hidup normal baru untuk menghentikan laju transmisi SARScoV-2.
1. Keluarga di rumahÂ
a. Bila anak sakit tak perlu masuk sekolah. Hampir semua penyakit infeksi ditandai dengan demam sebagai manifestasi pertahanan tubuh sedang bekerja. Di wilayah penulis tinggal, puskesmas membuka hotline yang dapat dihubungi sebagai akses konsultasi terkait dan tanda serta gejala dan apa yang harus dilakukan keluarga
b. Anak membawa bekal makan dan minum ke sekolah. Untuk mencegah kerumunan agar kantin sekolah ditutup. Nasehati anak untuk makan di bangkunya masing-masing agar prinsip menjaga jarak tetap dilaksanakan.
c. Bila anak menggunakan mobil antar jemput berlangganan, kita perlu meyakinkan apakah kapasitas sudah disesuaikan dengan ketentuan pengurangan jumlah penumpang. Bila ternyata tidak, maka mengantar sendiri ke sekolah merupakan tindakan bijaksana. Â Sebaiknya memiliki daftar nama dan alamat anggota kelompok langganan mobil jemputan terkait dengan kriteria zonasi aman Covid-19.
d. Bekali anak dengan masker dan kantong plastik dengan jumlah yang cukup sesuai  lama belajar karena setiap 4 jam masker harus diganti. Masker yang kotor dimasukkan ke dalam kantong, tidak dimasukkan tas atau saku celana/baju.
e. Bekali anak dengan handsanitizer dan desinfektan dan face shield.
f. Selalu  memantau perkembangan data Covid-19 di wilayahnya. Sayang infografis keberadaan pasien konfirmasi di level kelurahan sudah tidak bisa dipantau seperti saat 4 bulan pertama sejak Covid resmi menyerang Indonesia.Â
Demi kepentingan publik data jumlah penderita di wilayah sampai ke tingkat desa/kelurahan mestinya dapat diakses untuk antisipasi baik oleh orang tua siswa maupun pihak sekolah.Â
Dalam hal ini sistem penerimaan murid dengan zonasi yang pada awal tahun ajaran baru 2019 yang sempat diprotes para wali murid, ternyata bermanfaat pada masa pandemi, karena orang tua dan sekolah dapat segera mengetahui apakah wilayah mereka aman atau tidak.