Hal ini telah memberi pelajaran berharga terhadap seluruh komponen bangsa termasuk Kesehatan TNI untuk menghadapi perang berlarut melawan penyakit.
Pembenahan perangkat lunak penyelenggaraan mitigasi bencana alam dan non alam internal maupun eksternal fasilitas kesehatan, mutlak harus menjadi prioritas untuk mendorong terwujudnya tata kelola klinik menghadapi setiap new emerging disesase dan penyakit potensial wabah baik yang murni bencana maupun akibat serangan lawan dalam perang modern.Â
Kotama operasional yang membawahi Batalyon Kesehatan, rumah sakit lapangan dan kapal rumah sakit maupun Detasemen Kesehatan Wilayah, harus menyiapkan Medical Standby Force. Satuan kesehatan operasional tersebut harus dibina dan menjalani latihan berkala penanggulangan bencana dan dapat digerakkan cepat ke seluruh daerah potensi bencana. Â
Luasnya wilayah kedaulatan NKRI yang harus dilindungi juga membuktikan bahwa bertumpu kepada satu rumah sakit infeksi sebagai rujukan nasional merupakan kekeliruan. Sebaliknya disrtribusi penguatan laboratorium dan fasilitas rujukan serta rumah sakit sandaran TNI menjadi kebutruhan karena outbreak dan serangan lawan bisa terjadi di seluruh wilayah NKRI.
Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa telah terjadi ancaman faktual yang menuntut kesiapan dan penguatan bukan hanya lembaga riset sipil, namun juga lembaga riset kesehatan, lembaga biovaksin lembaga farmasi serta intelejen medis TNI baik organisasi, personel maupun infrastrukturnya.Â
Pandemi Covid-19 juga membuktikan bahwa seluruh sumber daya manusia jajaran kesehatan baik sipil maupun militer seluruhnya mengambil peran penting sebagai agen pertahanan.
Tanpa mengabaikan tugas, peran dan fungsi asasinya, Kesehatan TNI juga berkewajiban mendukung peningkatan dan pemerataan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehubungan dengan adanya target tercapainya Universal Health Coverage sebagai implementasi JKN. Â
Wacana penghapusan kelas pelayanan pasien BPJS dan Kelas Rumah Sakit tidak boleh mengorbankan pelayanan utama rumah sakit TNI bagi prajurit dan keluarganya.Â
Penyakit kronis BPJS yang terlambat membayar klaim rumah sakit yang dialami seluruh rumah sakit termasuk rumah sakit TNI, berpotensi mengganggu operasional pelayanan kesehatan. Namun pada situasi ini pelayanan bagi prajurit dan keluarganya serta purnawirawan oleh faskes TNI tetap harus diprioritaskan.
Keempat, tantangan pada millennium saat ini juga menunjukkan bahwa perwira Kesehatan TNI harus memiliki kemampuan Enterpreneur Leader.Â
Djohan (2016 : 171) mendefinisikan enterpreneur adalah seseorang yang memiliki sikap mental yang mampu melihat peluang atau menciptakan peluang, kemudian mewujudkan peluang tersebut dengan sumber daya yang ada serta berani menanggung resiko yang telah diperhitungkan.Â