Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Warta Duka Menjelang Senja dan Bara di Kivu Utara

26 September 2020   21:26 Diperbarui: 26 September 2020   21:32 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penulis bersama tim medis rumah sakit lapangan Kontingen Batalyon Afrika Selatan MONUC di Kamp Maniba kota Beni, Kivu Utara DRC, dokpri)

Sesuai perintah Panglima Divisi Timur MONUC Mayor Jenderal Marinir Patrick Cammaert, Kizi TNI bertugas membangun landasan pacu lapter Mavivi Beni yang semula merupakan lapangan udara perintis dan hanya bisa didarati pesawat ringan.

Kelak bila sudah selesai lapter Mavivi dapat didarati pesawat sekelas Hercules C-130. Kegiatan pembangunan lapter yang dilaksanakan kontingen Indonesia mendapat kawalan pasukan RSAI Batt. Selain dari Indonesia, MONUC diperkuat empat Kompi Zeni dari China, Nepal, Uruguay dan Afrika Selatan.

Di kota Beni Divisi Timur MONUC selain menempatkan kontingen Afrika Selatan dan Indonesia, juga menempatkan Batalyon Infanteri India. Bukan hanya bertemu dalam kegiatan formal, personel dari ketiga kontingen juga sering bertemu di lapangan misalnya bersama-sama di sungai untuk mengambil air baku keperluan logistik pasukan.

Sedang di kota Goma yang merupakan ibu kota Kivu Utara terdapat kontingen China yang memiliki fasilitas Rumah Sakit PBB Level III. Untuk berbagai kepentingan PBB, pasukan Indonesia juga wajib melayani berbagai permintaan dukungan dari dua batalyon infanteri tersebut.

Suatu ketika, India bermaksud membangun lapangan olah raga sebagai fasilitas umum di kota Beni, namun karena yang terlihat sibuk di lapangan adalah personel Indonesia dan yang tampak hilir mudik mengangkut tanah urug adalah dump truck kontingen Indonesia, maka bagi masyarakat setempat Indonesialah yang membangun lapangan olahraga tersebut.  

Selama bertugas dari awal Oktober 2004 sampai akhir September 2005,  Indoengcoy Garuda XX/B terbagi dalam 3 wilayah penempatan, yaitu di Bunia sebagai lokasi Komando Utama atau Central Operation Base, TOB Idohu, TOB Komanda yang kemudian dilikuidasi dan bergeser ke TOB Beni. 

Bunia terletak markas komando Brigade Ituri MONUC. Di TOB Idohu dan TOB Komanda, Indoengcoy bertugas membangun dan merehabilitasi jalan raya. TOB Beni merupakan TOB terjauh, sekitar 210 km dari Bunia.

Pelaksanaan dukungan logistik secara periodik, termasuk penggantian personel dilakukan dengan transportasi darat, kecuali untuk menuju TOB Beni menggunakan jalur udara dengan Helikopter Bangladesh.  

Selama bertugas di TOB Beni, penulis bekerjasama dengan tim kesehatan RSAI Batt. Kepada dokter RSAI Batt, saya minta bantuan agar bintara kesehatan paramedis Indoengcoy bisa konsultasi kepada dokter RSAI Batt selama saya berada di COB Bunia.

Salah satu tantangan pembinaan kesehatan prajurit adalah resiko mengidap malaria sebagai penyakit endemis di Kongo. Sebagian besar diagnosis malaria ditegakkan dengan diagnosis klinis, karena tim kesehatan Indoengcoy hanya memiliki seorang analis kesehatan yang secara periodik harus menjalani tour of area di tiga lokasi kekuatan Indoengcoy digelar.

Bintara analis kesehatan Indoengcoy sering berpindah lokasi tugas karena harus memeriksa kualitas air di seluruh kamp Indoengcoy. Bila terdapat dugaan kasus malaria di lokasi di mana bintara analis ini bertugas, tentu sang analis bisa membuat preparat darah apus malaria, sehingga bisa mendukung diagnosis laboratoris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun