Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korps Marinir: Kualifikasi, Militansi, dan Amanat

17 November 2024   04:35 Diperbarui: 19 November 2024   03:40 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas prajurit yang militan tersebut harus dibentuk dan dijaga  untuk mempertahankan tegaknya NKRI. Militansi prajurit marinir terwakili oleh pribadi Usman dan Harun yang tegar menghadapi hukuman gantung di Singapura, Rebani bersama timnya melakukan serbuan di Kalabakan dan Slamet Priyono bersama tim pelaku pengintaian prapendaratan amfibi di Timor Timur. 

Mereka adalah insan yang menjadi bagian dari 852 prajurit  marinir yang telah mengorbankan jiwa untuk kejayaan NKRI. Jadi militansi merupakan faktor kedua mengapa pendidikan komando diberlakukan untuk membentuk prajurit pasukan pendarat amfibi.

Korps Marinir adalah amanat

Relevan dengan pengembangan Korps Marinir, juga terdapat nilai dalam tuntunan ketiga Korps Marinir yang patut dipatuhi oleh setiap prajurit pasukan pendarat amfibi. Tuntunan ketiga tersebut adalah Korps Marinir bukan warisan, melainkan amanat titipan bagi generasi yang akan datang.

Maka ketika KKO AL berganti nama menjadi Korps Marinir, nama komando tidak pernah hilang dari sejarah. Pendidikan komando di Sekolah Perang Khusus KKO AL, juga diamanatkan untuk terus dilaksanakan kepada generasi Korps Marinir selanjutnya melalui lembaga Kodikmar Kodiklatal dan Akademi Angkatan Laut.

Kualifikasi komando sebagai kemampuan olah keprajuritan harus dikuasai setiap prajurit pasukan pendarat. Komando sebagai spirit harus terjaga dan terbina di jiwa prajurit satuan pemukul yang diproyeksikan dari laut.

Para pendahulu ALRI telah merintis KKO AL memiliki special operation capable yang kini menempatkan Korps Marinir TNI AL pada posisi elite. Status tersebut bukan diwariskan, namun diamanatkan kepada setiap generasi marinir agar mampu menjaga muruah satuan elite melalui pendidikan komando sebagai bagian dari pendidikan kejuruan marinir.

Menjaga kualitas adalah bagian dari amanat. Untuk menjaga kualitas Korps Marinir  secara periodik perlu melakukan tolokukur dengan mengirim perwakilan perwira muda tugas belajar di pusat pendidikan marinir negara tertentu. Sebagai contoh negara adidaya Amerika Serikat pun tetap mengirim perwira marinirnya mengikuti pelatihan Commando Training Center Royal Marines (CTCRM) Inggris .(forcesnews.com, 11/12/2023).

Tugas belajar ini bukan untuk mengikuti seluruh program pendidikan marinir di Inggris, namun hanya tahap All Arms Commando Course (AACC) selama 13 minggu. Pada sisi lama pendidikan sebagai pembanding  di Angkatan Udara Malaysia, Kursus Komando Tentara (KKT) untuk Pasukan Khas Udara (Paskau) TUDM adalah 12 minggu dengan latihan praKKT selama 1 bulan (bernama.com, 21/102023).

Penutup

Menyadari pentingnya kualitas SDM untuk mendukung tugas ALRI, pada tahun 1961 diberlakukan Pendidikan Komando di Sekolah Perang Khusus dalam pembentukan personel kejuruan KKO AL.

Kini pada usianya yang ke 79 Korps Marinir tetap konsisten memberlakukan Pendidikan Komando untuk membentuk prajurit Korps Marinir agar tetap sanggup menghadapi kompleksitas tantangan dan tugas yang diatur dalam undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun