Namun sebelum rakyat ikut berperan, akan lebih baik bila musuh dihancurkan di pangkalannya atau ketika dalam perjalanan berupaya menembus pertahanan NKRI. Pernyataan Kasal Muhammad Ali sangat jelas : “Kita tahan musuh itu di garis depan, jangan sampai masuk ke wilayah kita" (indonesiadefense.com).
Kini Koarmada -2 menghadirkan kembali barisan tamtama TNI AL pada parade defile peringatan 79 tahun TNI AL lengkap dengan sosok pelaut berciri topi dop kelasi baru, pakaian klasik dengan sailor collar dan bersepatu yang dilengkapi leg wraps. Pakaian seragam yang juga telah dikenakan prajurit ALRI saat berbaris menyusur suatu jalan di Jakarta tahun 1957.
Tentu kita tidak hanya membandingkan foto  matros ALRI tahun 1957 dan matros TNI AL tahun 2024 yang sedang berbaris. Tetapi juga mencermati pernyataan Kasal tentang pertahanan laut mawas keluar yang telah tercantum dalam doktrin Tridek sebagai tataran konsep strategis, belum pada implementasi karena berbagai persoalan.
Di balik parade dan defile  matros yang menawan terdapat kompleksitas pertahanan laut kita yang rawan, dihadapkan kepada dinamika geopolitik dan geostrategis regional dan global.
Maka ketika Sistem Pertahanan Laut Nusantara masih terus menjadi wacana, patutlah kita renungkan : masihkah kita memiliki komitmen menjaga kepentingan nasional kita di negeri yang telah ditakdirkan sebagai negara maritim?
Dirgahayu TNI AL.
Dirgahayu Satuan Kapal Selam.
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 12092024 (183/125).
Sumber gambar : ANTARA News, merdeka.com, tvrinews.com, newsinvestigasi, kodiklatal.tnial.mil.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H