Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Parade Matros Menawan Saat Pertahanan Laut Rawan

14 September 2024   16:42 Diperbarui: 14 September 2024   16:48 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topi kelasi lama dan topi kelasi baru  (sumber gambar : newsinvestigasi dan kodiklatal.tnial.mil.id)

Kontemplasi

Pakaian seragam baru bagi tamtama TNI AL bukan sekedar sebagai identitas pembeda dengan entitas lain. Pakaian seragam dinas TNI dan atributnya menjadi pengingat bagi setiap prajurit bahwa dirinya terikat kepada kode kehormatan yang harus diekspresikan dalam perilaku luhur dalam kehidupan sosial, entitas korps dan kesatuan TNI, serta kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Topi dop matros (kelasi), sailor collar, lencana dekorasi dada, dan leg wraps sepatu pada pakaian dinas upacara (PDU) prajurit TNI AL bukan hiasan tanpa makna. Selain kehormatan, semua kelengkapan pakaian dinas diatur untuk menumbuhkan, meningkatkan dan memelihara kebanggaan dan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan tugas yang dibebankan negara. 

Mengacu kepada deskripsi prajurit profesional dalam pasal 2.d UU Nomor 2 tahun 2004 tentang TNI dan doktrin TNI Tri Darma Eka Karma (Tridek), motivasi prajurit bukanlah satu-satunya faktor profesinalitas. Faktor lainnya adalah negara berkewajiban memberi pelatihan, menyediakan senjata dan alutsista yang memadai serta menjamin kesejahteraan prajurit.

Oleh karena itu tampilan Kompi Protokol Mabesal dengan kostum yang baru dan pakaian dinas upacara-parade tamtama pelaut TNI AL yang menyesuaikan dengan seragam pakaian angkatan laut universal, bukanlah sekedar kesetaraan performa fisik, namun harus dipahami makna yang terkandung.

Kesamaan elemen pakaian seragam tamtama  TNI AL dengan pakaian angkatan laut universal khususnya negara maju, dimaknai pentingnya prioritas untuk mewujudkan TNI AL yang profesional; modern sesuai kemajuan IPTEK terkini dan tangguh untuk mengimbangi perkembangan lingkungan strategis regional dan global.

Hal itu relevan dengan penekanan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto agar TNI AL harus modern, berdaya gentar kawasan, dan berproyeksi global pada upacara memperingati HUT TNI AL (10/9/2024). Prinsip mawas keluar ini diantaranya mendasari Sistem Pertahanan Laut Nusantara (SPLN) yang telah menjadi wacana lebih dari duapuluh tahun.

Ada pendapat bahwa kita  mengandalkan kemampuan perang berlarut sebagai benteng terakhir bila sistem pertahanan NKRI telah ditembus negara agresor. Pada tahapan ini peran penting rakyat akan semakin menonjol dalam Sishankamrata.

Namun sebelum rakyat ikut berperan, akan lebih baik bila  musuh dihancurkan di pangkalannya atau ketika dalam perjalanan berupaya menembus pertahanan NKRI. Pernyataan Kasal Muhammad Ali sangat jelas : “Kita tahan musuh itu di garis depan, jangan sampai masuk ke wilayah kita" (indonesiadefense.com).

Kini Koarmada -2 menghadirkan kembali barisan tamtama TNI AL pada parade defile peringatan 98 tahun TNI AL lengkap dengan sosok pelaut berciri topi dop kelasi baru, pakaian klasik dengan sailor collar dan bersepatu yang dilengkapi leg wraps. Pakaian seragam yang juga telah dikenakan prajurit ALRI saat berbaris menyusur suatu jalan di Jakarta tahun 1957.

Personel Angkatan Laut RI tengah berbaris di Jakarta pada tahun 1957  (merdeka.com)
Personel Angkatan Laut RI tengah berbaris di Jakarta pada tahun 1957  (merdeka.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun