Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup dalam hubungan (relationship) dengan manusia lainnya, sehingga kehidupan yang dilakukan oleh manusia yang satu akan mempengaruhi yang lainnya. Hubungan manusia yang satu dan yang lainnya dapat berupa hubungan manusia antar lawan jenis atau hubungan antara sesama jenis.Â
Tugas perkembangan masa dewasa secara umum berkaitan dengan perkawinan antara lain, belajar hidup bersama sebagai pasangan dan mulai membina keluarga (Havighrust, 1972 dalam Hurlock, 1999).Â
Menurut Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995), keluarga merupakan suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal, atau hubungan emosional yang sangat dekat yang memperlihatkan empat hal (yaitu interdepensi intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas keluarga).Â
Sebelum mebina sebuah keluarga kita harus mengetahui tiga komponen cinta agar nantinya keluarga yang kita bangun bisa bertahan sampai kapanpun, tiga komponen cinta tersebut yaitu intimacy, passion, dan commitment.Â
Komponen cinta yang pertama yaitu intimacy atau keintiman, Intimacy merupakan elemen emosional dimana meliputi perasaan yang menujukkan adanya kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan secara emosional kepada pasangan.Â
Komponen cinta yang kedua yaitu passion atau gairah, dimana merupakan elemen motivasional dipenuhi hasrat yang mengacu pada romantisme, ketertarikan secara fisik dan seksual dalam hubungan cinta.Â
Hatfield dan Walster (1981 dalam Sternberg 1997), menyatakan bahwa di dalam passion terdapat kerinduan untuk bersatu dengan hal yang lain. Komponen cinta yang ketiga adalah commitment.Â
Commitment merupakan elemen kognitif dari cinta yang dalam jangka pendek mengacu pada keputusan seseorang untuk mencintai pasangannya dan untuk jangka panjang mengacu pada komitmen seseorang untuk menjaga serta mempertahankan cintanya.
Dalam sebuah keluarga tiga komponen tersebut sangatlah diperlukan agar hubungan yang kita bangun dengan pasangan kita dapat bertahan lama. Keluarga merupakan agen utama sosialisasi, sekaligus sebagai microsystem yang membangun relasi anak dengan lingkungannya. Sebuah keluarga yang terdiri dari suami dan istri serta anak-anak disebut keluarga inti.Â
Orientasi utama terbentuknya keluarga inti adalah kelahiran anak. Ketika sebuah keluarga cepat dikaruniai momongan hubungan percintaan yang dimiliki oleh suami istri akan semakin erat. Ketika sudah memiliki momongan pastinya kita tidak bisa berlama-lama diluar rumah sehingga ingin segera pulang untuk bertemu dengan anak dan pasangan kita.Â
Sedangkan ketika sebuah keluarga belum mendapat momongan hubungan percintaan mereka makin melemah, sehingga agar hubungan yang sudah lama dijalani tidak berakhir kita harus memegang erat komponen-komponen dalam percintaan seperti yang sudah disebutkan diatas.Â