Mohon tunggu...
Indonesia Economic Outlook
Indonesia Economic Outlook Mohon Tunggu... Mahasiswa - Indonesia Economic Outlook 2025

The Biggest National Economic Seminar and Policy Recommendation Competition held by Kanopi FEB UI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bermain Tebakan: Kelanjutan Ekspor Pasir Laut pada Masa Pemerintahan Selanjutnya

24 Juli 2024   17:04 Diperbarui: 24 Juli 2024   20:05 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Berly Martawardaya, Berly, dalam diskusi Kajian Tengah Tahun Indef di Jakarta, menyoroti kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam dapat memiliki dampak yang mendalam, terutama bagi petani yang menggantungkan hidup dari sumber daya tersebut. Jika tidak ada tindakan yang tepat, kerusakan lingkungan bisa mengancam mata pencaharian mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesenjangan sosial-ekonomi. 

Ketergantungan pada Sektor Ekstraktif

Faisal Basri, seorang ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menyoroti bahwa dibukanya keran ekspor pasir laut mencerminkan adanya tanda-tanda gejala dini deindustrialisasi. Menurut Faisal Basri, Indonesia dinilai tidak lagi mampu untuk mengekspor barang-barang manufaktur berkualitas tinggi yang disebabkan oleh tingginya dependensi nilai ekspor Indonesia terhadap sektor ekstraktif. Hal ini menunjukkan semakin lemahnya sektor industri dan manufaktur di Indonesia yang semakin hari kontribusinya terhadap perekonomian semakin kecil. Sebagai bukti, diambil dari Badan Pusat Statistik, pada 2008, porsi industri manufaktur terhadap PDB nasional masih 27,8 persen. Pada 2010, kontribusinya mulai turun ke 22 persen. Pada 2020, peran sektor pengolahan semakin mengecil ke 19,8 persen, turun lagi menjadi 19,25 persen pada 2021, 18,34 persen pada 2022, dan terakhir 18,25 persen pada triwulan II tahun 2023. 

Menurut Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Berly Martawardaya, hal ini memperumit upaya untuk keluar dari 'middle income trap'. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi pun menjadi terhambat oleh masalah struktural, seperti ketergantungan pada sektor yang rentan terhadap kerusakan lingkungan.

Arah Kebijakan Prabowo-Gibran Mengenai Ekspor Pasir Laut

Dalam perdebatan mengenai ekspor pasir laut, berbagai pandangan dan kekhawatiran telah diutarakan. Penantang Prabowo dalam kontestasi pemilu kemarin, Anies Baswedan, telah mengambil posisi bahwa kebijakan ini tidak sejalan dengan prinsip kedaulatan wilayah, mengingat pasir laut digunakan untuk kegiatan reklamasi oleh negara lain dan risiko lingkungan dan dampak sosial ekonomi yang muncul.

Bagaimana arah kebijakan ekspor laut Indonesia di bawah pemerintahan selanjutnya? Apakah akan meneruskan warisan kebijakan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia dari pemerintahan sebelumnya atau mulai memprioritaskan kembali isu lingkungan?

Referensi:

Agnes Theodora, D. W. (2023, October 30). Beban Ganda Industrialisasi di Ri. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/10/28/ekonomi-melambat-tantangan-industri-manufaktur-semakin-berat

Erwanti, M. O. (n.d.). Seskab Jelaskan alasan Jokowi Bikin aturan Soal pasir Laut Boleh Diekspor. detiknews. https://news.detik.com/berita/d-6759212/seskab-jelaskan-alasan-jokowi-bikin-aturan-soal-pasir-laut-boleh-diekspor

Grahadyarini, B. L. (2023, June 13). Aturan Pasir laut berpotensi Tumpang Tindih. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/06/13/aturan-pasir-laut-berpotensi-tumpang-tindih?open_from=Search_Result_Page

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun