Mohon tunggu...
IDM JAMBI
IDM JAMBI Mohon Tunggu... -

Ikatan Diaspora Muda Jambi atau IDM Jambi adalah organisasi kepemudaan yang mewadahi pemuda asal Propinsi Jambi yang sedang dan telah berkarya di luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membaca Dalam

14 Maret 2019   13:32 Diperbarui: 14 Maret 2019   13:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Personalitas adalah kepribadian yang asli, yang belum tersentuh najis pencapaian, profesi, karir, dan sebagainya. Jadi sebenarnya rada aneh kalau KTP secara keseluruhan disebut identitas.

Personalitas adalah apa adanya dirimu. Untuk sampai pada "dirimu", sulit-sulit mudah. Islam mempunyai Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah panutan bagi siapapun; latar belakang identitas yang  bagaimanapun. Beliau adalah pemimpin yang disegani, pedagang sukses, orator ulung, penyusun formasi budaya, dan semua contoh hidup sebagai manusia ada dalam dirinya; tetapi ia manusia biasa. Mengikutinya bukan berarti menjadi orang lain, tetapi menjadi manusia yang paling manusia pada tingkat yang sangat "normal".

Namun, sangat disayangkan asumsi publik merubah pandangan tersebut. Mereka melihat Nabi Muhammad Saw. Sebagai manusia yang selalu 'serius', tidak pernah bergurau, hidupnya selama 24 jam dipenuhi dengan ibadah fisik, hari-harinya selalu puasa, seolah meletakkan beliau pada posisi bukan manusia.

Padahal sejarah membuktikan bahwa beliau adalah kepribadian manusia yang sangat mendasar. Siapa saja yang mengikutinya artinya sedang dalam perjalanan menuju kesempurnaan atau manusia yang sangat "normal", walaupun tingkat spiritual kejiwaan tidak akan pernah sampai pada tingkat kenabian.

Dengan mengikutinya, kita mampu membaca ke dalam; siapa sebenarnya aku? Ada apa dengan diriku? Apakah aku benar-benar aku? Atau aku adalah aku yang lain?

Setelah membaca kedalam, maka akan kita jumpai bahwa ada ruang yang sangat luas yang mampu menampung apa saja. Ruang itu adalah kedewasaan dan kebijakan.

Oleh: Aziz Kurniawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun