Tidak bisa dipungkiri memang, tapi tidak setiap orang mampu seperti yang orang lain kira sama. Apalah arti sebuah kesuksesan jika di mata Tuhan kita tiada artinya. Apalah arti sebuah jabatan jika kita saja lupa bahkan malas untuk berinfak. Apalah arti gelar jika kita miris moral juga adab. Dan lihat, Mesir mengajarkan saya sedikit dari banyak yang belum saya tahu. Mungkin tidak akan habisnya sampai kapanpun.Â
Saya berterimakasih soal itu. Sejarah telah mencatat, bahwa pembuka pertama Mesir adalah orang yang lapang dadanya, teguh pendiriannya. Panglima besar pada zamannya, siapa peduli dengan keberaniannya. Pada khalifah Saidina Umar Bin Khattab R.A yang diperintahkan kepada Saidina Amr Bin Ash.
Maa shaa ALLAH siapa yang tidak tahu pada masa khalifah yang menggelegar alkisahnya, diberi gelar Amirul Mukminin. Untuk siapa saja, wa bil khusus diri saya sendiri tidak perlu menjadi orang lain jika hanya sekedar ingin terpandang, tidak perlu berkoar-koar jika ingin disanjung. Lakukan apa yang menjadikan kita semakin sadar bahwa apa yang kita punya, yang kita miliki, yang kita anggap bisa bukan punya kita, bukan milik kita. Apa yang berlaku adalah proses, apa yang sudah terjadi adalah ketentuan takdir. Semua pasti ada hikmahnya, seperti dalam satu kisah yang pernah saya catat. Dengan apapun risiko, apapun ketetapan selalu bersyukur, bersabar juga tabah. Karena menikmati proses jauh lebih indah dari hasilnya sendiri. Coba saja. Dan sampai kapanpun, Mesir ada bukan untuk dijadikan sejarah ianya hidup sampai akhir hayat. Jika boleh meminta  satu permintaan dan waktu berputar, saya ingin dilahirkan di tanah penuh barakah ini. Tapi mungkin tidak menjadikan saya untuk terus belaja kisahnya kehidupan dari Semesta.Â
Akhir penutup, tulisan ini hanya opini penulis yang sebagai acuan untuk menjadi insan lebih baik. Tidak ada unsur untuk menyudutkan pihak manapun. Dengan memohon rida ALLAH meminta syafaat Kekasih-Nya Rasulullahi 'Alayhissalam, manusia tempatnya alpa meminta maaf jika terdapat kata dan pengucapan dalam tulisan.
Salam santun,
Pengembara.
Kairo, 3 February 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H