Mohon tunggu...
Muhammad Yamin Pua Upa
Muhammad Yamin Pua Upa Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Masalah Sosial & Lingkungan Hidup

Hobi menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Catatan Opini: Etika dan Filsafat Komunikasi dalam Kontroversi Gibran Rakabuming sebagai Calon Wapres dalam Pilpres 2024

18 Februari 2024   20:34 Diperbarui: 18 Februari 2024   22:05 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman dari kasus ini juga dapat menjadi pendorong untuk melakukan transformasi dalam kebijakan politik dan kesadaran publik. Pemerintah perlu memperkuat regulasi yang mengatur calon-calon yang mencalonkan diri dalam pemilihan umum, termasuk persyaratan yang lebih ketat untuk memastikan kualifikasi yang sesuai bagi calon pemimpin.

Selain itu, perlu ada upaya yang lebih besar untuk meningkatkan literasi politik dan kritis di kalangan masyarakat. Edukasi tentang hak-hak dan tanggung jawab dalam pemilihan umum, serta pemahaman akan etika dan integritas dalam politik, sangat penting untuk membangun masyarakat yang lebih sadar dan partisipatif.

Terakhir, pengawasan dan akuntabilitas terus-menerus diperlukan untuk memastikan bahwa pelanggaran etika dan konflik kepentingan dalam politik dapat dihindari atau ditindak secara tegas. 

Pemerintah, lembaga hukum, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan serta tindakan para pemimpin politik.

Dengan demikian, kasus kontroversial seputar Gibran Rakabuming dalam Pilpres 2024 dapat menjadi titik tolak bagi perubahan yang lebih besar dalam sistem politik dan hukum kita. 

Dengan komitmen untuk memperkuat integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam politik, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun