Mohon tunggu...
Muhammad Yamin Pua Upa
Muhammad Yamin Pua Upa Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Masalah Sosial & Lingkungan Hidup

Hobi menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Greta Thunberg dan Kepedulian Gen Z Pada Perubahan Iklim

26 Mei 2022   11:19 Diperbarui: 26 Mei 2022   12:09 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemberitaan Media & Kepedulian Gen Z.

Gelombang demonstrasi sebagai bentuk kepedulian anak muda dan orangtua di seluruh dunia tersebut, tentu saja karena gencarnya pemberitaan tentang longkungan dan perubahan iklim di media mainstream, khususnya media online --yang lintas batas dan waktu. Pemberitaan yang membuka cakrawala banyak Gen Z di dunia, termasuk Indonesia. Cakrawala tentang mencairnya es di kutub utara. Cakrawala tentang naiknya permukaan laut di berbagai belahan bumi karena pemanasan global. Tentang pembentukan "sungai di langit". Tentang banjir dan kelangkaan air minum di berbagai belahan dunia. Tentang salju yang turun di Timur Tengah. Serta tentang berbagai anomali lingkungan lainnya.

Pemberitaan di media mainstream, yang kebanyakan diakses Gen Z dan generasi milenial melalui gadget mereka itu, juga telah membuka carawala mereka tentang penyebab semua anomali dan kerusakan lingkungan yang ada di bumi itu. Cakrawala mereka tentang sumbangan karbon dari bahan bakar fosil yang keluar dari kendaraan bermorot dan pabrik. Tentang efek rumah kaca. Tentang kebakaran dan pembabatan hutan jutaan hektar yang tidak terkontrol untuk kepentingan industri kayu dan perkebunan. Serta tentang berbagai penyebab yang menimbulkan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lainnya di bumi.

Berbagai cakrawala tersebut telah memberikan kesadaran kepada Gen Z, generasi kelahiran 1997-2012 yang tahun 2022 ini berusia antara 10 - 25 tahun, tentang pentingnya lingkungan hidup, tentang perubahan iklim bagi masa depan bumi. Masa depan planet yang kelak akan menjadi tempat kehidupan anak cucu mereka. Dan salah satu isu yang paling mengemuka saat ini adalah Perubahan Iklim.

Kesadaran Gen Z dan generasi milenial akan lingkungan hidup ini dapat dilihat dari hasil survei, khususnya di Indonesia. Survei yang dilakukan Yayasan Indonesia Cerah (CERAH) dan Change.org di 34 provinsi menunjukkan, 90 persen dari 8.274 responden muda mengkuatirkan dampak krisis iklim. Yakni krisis air, krisis pangan dan penyebaran penyakit. Survei selama dua bulan (23 Juli - 8 September 2020) ini, untuk mengetahui pandangan generasi milenial dan Gen Z Indonesia tentang krisis iklim, sebagai bahan pertimbangan untuk merancang strategi penanganan dampak krisis iklim ke depan.

Menjelang KTT Iklim PBB, Conference of the Parties (COP), badan pembuat keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), yang ke 26 di Glasgow, Skotlandia, akhir Oktober 2021, juga ada survei serupa.

Survei tersebut dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah (CERAH), dengan menyasar responden anak muda berusia 17-35 tahun.  Survey selama 6 sampai 16 September 2021 itu, menggunakan metode stratified multistage random sampling, terhadap 3.216 responden Gen Z dan 804 generasi milenial. Asumsi metode ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebanyak 2,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya, Gen Z dan generasi milenial Indonesia memiliki kepedulian dan menaruh perhatian yang serius pada persoalan krisis iklim. Sebanyak 82% responden  menempatkan isu lingkungan hidup sebagai salah satu isu paling menguatirkan, selain korupsi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi ketika itu mengatakan, Gen Z dan generasi milenial Indonesia menganggap fenomena perubahan iklim semakin menguatirkan. Sebanyak 53 persen responden merasa bahwa perubahan iklim sudah merugikan masyarakat Indonesia pada saat ini.

Urutan permasalahan yang paling dikuatirkan saat ini dan tahun-tahun mendatang adalah cuaca ekstrem (42 persen), penumpukan sampah dan bahan plastik (36 persen), kesehatan (35 persen), penggundulan hutan (33 persen), dan polusi udara (24 persen).

Burhanuddin mengimbau agar para pembuat kebijakan, yakni  pemerintah dan para politisi, perlu menangkap kekuatiran Gen Z dan generasi milenial terkait isu tersebut, berupa  aksi nyata melalui berbagai kebijakan yang ada. Apalagi, kedua sampel tersebut merepresentasikan sekitar 80 juta pemilih di Indonesia atau 40 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024. Apalagi 78 persen diantaranya telah berpartisipasi pada Pemilu 2019, dan 84 persen menyatakan akan berpartisipasi lagi pada Pemilu 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun