Mohon tunggu...
Julian Natanael F.S
Julian Natanael F.S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Jurnalis SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Proses di balik Karya

28 Januari 2024   20:08 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Melda menangis berlari keluar kelas untuk menenangkan diri. Aku bertanya pada Odelia tentang apa yang terjadi. Namun, Odelia hanya terdiam. Bingung dengan apa yang terjadi aku kemudian menghampiri Anton dan bertanya padanya.

     "Tadi kelas kenapa Nton? Sampe Melda nangis gitu?"

    "Tadi Melda ngajak latihan lagi tapi mereka ga ada yang serius, apalagi di Mika terus pas Melda ngasih tau mereka kayak main-main sama ngelawan gitu. Mungkin, anak-anak di kelas lagi pengen istirahat. Tapi si Melda ini pengen lanjut latihan terus biar lebih  bagus, jadinya anak-anak  setengah hati. Si Melda ini capek terus emosi sampe nangis. " Jelas Anton padaku.

          Aku kemudian keluar kelas, menghampiri Melda lalu menenangkannya dan mulai bertanya bagaimana perasaannya. Dengan tersedu-sedu Melda kemudian mencurahkan isi hatinya dan keluh kesahnya kepadaku.

     "Gue tuh sakit hati pas ngelatih anak-anak kelas tadi. Mereka ga pernah serius terus dikasih tau malah ngejawab, gue tuh sama Odelia kayak ga dianggap sama sekali sama mereka padahal gue udah berusaha keras untuk ngelatih mereka demi pentas kita tapi diperlakukan kayak gitu tuh sakit banget tau ga. " Ucap Melda sambil menangis tersedu-sedu. Aku kemudian mengelap air mata di pipinya dengan lembut dan menenangkannya sambil memberikannya sedikit nasihat.

     "Ingatlah Melda meski sebuah batu ditetesi oleh air, lama kelamaan akan berlubang namun, tidak ada gunanya menunggu batu tersebut dari utuh hingga berlubang, karena butuh waktu ribuan tahun. Nah, lu paham kan maksudnya?" Tanyaku dengan sok bijak.

     "Ga paham gue apa hubungannya ini sama kejadian di kelas." Tanya Melda penasaran.

     "Sama sih, gue juga ga ngerti gue ngomong apa hehe. " Ucapku dengan bercanda.

     "Apasih gajelas banget kalo mau nasihatin minimal niat dikit lah hahahaha. " Ucap Melda dengan wajah mulai tersenyum manis.

          Sesudah Melda tenang aku membawanya kembali ke kelas dan mulai berbicara kepada teman-teman kelas. Aku mulai mengajak kelas untuk kooperatif dan mau bekerjasama untuk pentas ini.

      "Kalian ini kenapa? Kok latihannya setengah hati begitu. Ini kan tugas sekelas dari kita untuk kita kalo pentasnya bagus yang senang kalian juga kok." Ucap ku kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun