Ekonomi Pembangunan untuk Pembangunan Ekonomi Kota Makassar

Pada jurnal "Pembangunan Ekonomi Wilayah Di Kota Makassar (Studi Kasus Di Kecamatan Ujung pandang" menyebutkan bahwa harus dilakukan pembangunan ekonomi guna untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Makassar. 

Setiap wilayah memiliki keunggulan atau potensi yang berbeda-beda dan bisa dimanfaatkan untuk menetapkan skala prioritas yang berbeda-beda untuk masing-masing wilayah. Tingkat pendapatan masing-masing wilayah memiliki tingkat pendapatan yang berbeda. 

Wilayah dengan tingkat pendapatan rendah memiliki perbandingan anatara tambahan konsumsi akibat adanya tambahan pendapatan yang tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan efek pengganda dari pengeluaran pemerintah pusat.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan perencanaan yang teliti mengenai penggunaan sumberdaya publik serta peran sektor swasta-petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar dan organisasi organisasi sosial. 

Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang terkait satu sama lain. 

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan yang bertujuan untuk memperbaiki sumber daya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptkan nilai sumberdaya, sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Pembangunan ekonomi suatu daerah atau wilayah sangat tergantung dari potensi daerah atau wilayah masing-masing, juga aparat perencana yang didukung oleh masyarakatnya.

Ilmu ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah atau bagian wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. 

Kota Makassar adalah salah satu kota yang ada dalam lingkup Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 31 Agustus 1971 Kota Makasar berubah nama menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2 menjadi 175,77 km2. Pada perkembangan selanjutnya nama Kota Ujung Pandang dikembalikan menjadi Kota Makassar lagi.

Kota Makassar memiliki posisi strategis karena berda di persimbangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulaesi, dari wilayah kawasan Barat ke kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Kota ini dapat dikategorikan sebagai kota metropolitan karena sebagai pusat pelayanan di KTI, pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan indusstri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Suatu pembangunan harus direncanakan secara tepat dan harus didasarkan pada masalah, kebutuhan dasar dan potensi wilayah agar pembangunan yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah. Salah satu indikartor untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi yaitu melelu angka Produk Domestik Regional Bruto (PRDB). 

Pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar dalam periode 2013-2017 dipengaruhi oleh sektor kontruksi, informasi dan komunikasi, jasa pendidikan dan jasa keungan dan asuransi.