Mohon tunggu...
Petrus Teguh
Petrus Teguh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Afi, Plagiarisme dan Toleransi Agama

1 Juni 2017   13:18 Diperbarui: 1 Juni 2017   19:35 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak!

Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.

Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.

Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.

Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lainHanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan.

Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.

Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan. Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.

Untuk ukuran seorang anak SMA, Afi merupakan sosok yang sangat menonjol. Ia memiliki empati dan jiwa kritis yang bahkan belum tentu dimiliki oleh orang yang sudah dewasa. Dia sudah aktif menulis sejak tahun 2012 melalui media Facebook. Tulisan-tulisannya memang merepresentasikan sosok yang kritis dan peduli terhadap realitas yang ada di sekitarnya. Namun, beberapa hari ini ada tudingan yang menyatakan bahwa Afi melakukan plagiarisme terkait tulisannya yang berjudul ‘Belas Kasih dalam Agama Kita’. Tulisan Afi tersebut diposting pada tanggal 25 Mei 2017. Afi dituduh melakukan plagiarisme terhadap tulisan yang dibuat oleh Mita Handayani. Mita Handayani sendiri memiliki tulisan mirip yang telah diposting sejak 30 Juni 2016.

Mengutip dari Kompas.com, Bayu, salah satu Tim Kompas Tv sempat menanyai Afi terkait tudingan tersebut. Afi menanggapi dengan tegas “Mita Handayani, minta konfirmasi aja sama akun Mita Handayani”. Afi mulai terlihat sedih, matanya berkaca-kaca, tetapi dia tetap menjelaskan mengenai dugaan plagiarisme tersebut. (sumber)

Saya tidak berusaha membela Afi, tapi menurut subyektivitas saya pribadi saya lebih percaya bahwa Afi tidak melakukan plagiasi. Silahkan periksa sendiri tulisan-tulisan Afi, dan bandingkan dengan tulisan-tulisan Mita Handayani. Silahkan dicermati terlebih dahulu sebelum menghakimi. Tulisan merupakan salah satu media representasi diri & ekspresi pemikiran, kita akan tahu pola pikir seseorang dari tulisan yang dibuat, kita juga mungkin akan tahu apakah tulisan itu merupakan plagiasi atau tulisan murni. Tapi sekali lagi, ini hanya berdasarkan subyektivitas pribadi, kita semua punya argumen masing-masing, dan berbeda itu wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun