“Formula untuk keagungan (greatness) manusia adalah ‘amor fati’, yaitu tidak ingin apa pun menjadi berbeda, tidak ke depan, tidak ke belakang, tidak di sepanjang keabadian. Tidak hanya sekadar menanggung yang memang harus dijalani …, tetapi mencintainya.” -Friedrich Nietzsche
Pernah gak sih, kamu merasa sangat lelah dan capek dengan kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini? Terkadang, terbesit pikiran seperti “aduhh, rasanya mau nyerah aja deh”. Atau kamu selalu merasa khawatir dengan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Selalu bertanya-tanya “akankah besok saya … ?” atau “bagaimana kalau nanti aku gagal?”
Hal-hal seperti ini tidak jarang bikin kita sakit kepala. Penyebab stres yang sebenarnya diakibatkan oleh kita sendiri yang belum bijak menyikapi suasana dan keadaan.
Layaknya sebuah roda, kehidupan yang kita jalani ini memang sangat dinamis. Terkadang posisi kita di bawah atau juga di atas. Hari ini merasa senang, besok hari sedih lagi. Itulah kenyataan hidup. Akan tetapi, dengan ketidakpastian tersebut, tentunya kita harus mampu bertahan sambil menikmati setiap prosesnya tanpa peduli entah itu berupa kebahagiaan atau kesedihan.
Lantas, bagaimana kalau kita sendiri tidak tahu caranya untuk bertahan? Akankah kita mampu menghadapi dan menjalani dinamika kehidupan yang ada?
Untuk itu, melalui artikel ini kita akan mengenal lebih dekat dengan ‘Amor fati’, sebuah seni mencintai takdir. Apa aja sih yang perlu dipahami dari ‘Amor fati’ ini?
‘Amor fati’, seni mencintai takdir?
‘Amor fati’ berasal dari bahasa Latin yang apabila diterjemahkan menjadi “Love of fate” atau mencintai takdir. Prinsip ini mengajarkan kita agar bisa berdamai dengan segala permasalahan-permasalahan yang timbul dalam hidup kita. ‘Amor fati’ memandang bahwa kehidupan ini merupakan sinkronisitas, artinya adanya suatu perjumpaan secara kebetulan, tetapi tampak terencana secara kosmis. Sederhananya, hidup ini merupakan sebuah keteraturan dan keterkaitan segala hal. Semua hal yang terjadi di hidup kita sampai saat ini sudah terjadi menuruti rantai peristiwa dan hukum alam.
Bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari?