Mohon tunggu...
Putri Khalestia
Putri Khalestia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Terbuka | Dewasa muda yang punya hobi menulis.

Menebar kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[Refleksi Diri]: Memahami Tujuan Belajar

19 Juni 2022   09:36 Diperbarui: 19 Juni 2022   09:37 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pinterest

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar seorang ibu yang mengatakan anaknya sedang belajar berjalan. Sesekali kita juga mendengar seorang ibu yang merasa kecewa saat anaknya mendapat nilai terendah setelah mengikuti ujian, padahal anaknya sudah belajar semalaman.

Apakah kegiatan yang dilakukan kedua anak tersebut merupakan kegiatan belajar?

Apabila kamu melihat seorang teman yang sedang membaca buku di perpustakaan atau sekumpulan siswa yang sedang mengikuti pembelajaran di dalam kelas, apakah kamu beranggapan mereka sedang belajar?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah bisa iya, dan bisa juga tidak.

Sejatinya, manusia adalah seorang pembelajar. Tetapi tidak semua manusia memiliki kesadaran pentingnya belajar. Padahal, belajar adalah bagian dari proses kehidupan, layaknya kita menjadi manusia dan proses itu berlangsung sepanjang hayat.

Jika membahas soal “belajar”, maka seringkali kita mendengar atau mempertanyakan “Kenapa sih kita harus belajar?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengetahui konsep belajar secara utuh karena pertanyaan yang diajukan  tidak hanya sekedar menanyakan alasan, tetapi secara implisit juga mengarahkan kalian pada pertanyaan “Apa tujuan belajar yang sebenarnya?”

“Ah, masa sih pertanyaan begini dibilang sulit? Alasan kenapa kita harus belajar tentu karena kewajiban, menjadi pintar, agar sukses, dll.”

Tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut. Tetapi apakah hanya karena kewajiban lalu mendapat ijazah? Apakah hanya karena ingin menjadi pintar? Apakah hanya karena ingin sukses?

Dalam tulisan saya kali ini, saya akan mengungkapkan opini saya tentang pentingnya memahami konsep dan tujuan belajar. 

Tulisan ini adalah sebuah refleksi bersama, terkhusus juga bagi saya sebagai seorang individu agar bisa meluruskan kembali niat dan tujuan dalam belajar.

Apa Itu Belajar?

Menurut Bell-Gredler (1986:1), belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes).

Ketiga hal ini diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat dan keterlibatannya bisa melalui pendidikan nonformal atau formal.

Seseorang bisa dianggap belajar jika ia memenuhi tiga hal, yakni : memungkinkan adanya perubahan perilaku pada diri individu, perubahan yang terjadi adalah hasil dari pengalaman, dan perubahan yang terjadi relatif menetap.

Perubahan yang dimaksud adalah tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan.  

Tujuan dari belajar adalah agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita hanya berfokus “bagaimana caranya agar pengetahuan bertambah?” dan mengabaikan aspek-aspek lainnya terutama sikap, maka tujuan belajar itu sendiri tidak sepenuhnya tercapai.

Kita seringkali menjumpai orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi, bergelar sarjana bahkan profesor masih berani melakukan korupsi atau orang yang “berpendidikan” masih berani melakukan kekerasan atau pelecehan seksual, walaupun sebenarnya  sudah sangat jelas hal tersebut adalah perbuatan yang tidak dibenarkan.

Dari contoh kasus di atas, apakah pintar saja cukup? saya rasa tidak. 

Kenapa Kita Tidak Boleh Berhenti Belajar?

Alasan mengapa kita tidak boleh berhenti belajar adalah agar bisa terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. Karena pada dasarnya, manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.

Maka dari itu, agar kita tidak terjebak pada kesalahan yang sama, manusia sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran harus bisa belajar dari kesalahan yakni, mengidentifikasi hal apa saja yang tidak boleh dilakukan kembali,  atau melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Ini juga bisa disebut belajar.

Ada banyak cara agar kita bisa terus belajar sepanjang hidup. Hal ini bisa dimulai saat kita masih kecil, saat orangtua kita mulai menanamkan atau mengajarkan nilai/norma yang berlaku di masyarakat. Mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Kemudian dilanjut saat kita mulai menempuh pendidikan, entah itu pendidikan formal maupun non-formal, berinteraksi dengan banyak orang atau juga lingkungan. Pada tahap ini kita menuntut ilmu di sekolah, aktif di berbagai organisasi, dan dilanjut dengan menempuh pendidikan tinggi.

Sampai di tahap dewasa, kita mulai mengerti dan memahami arti kehidupan dari sebuah pengalaman hidup. Begitulah kurang lebih prosesnya.

Maka dari itu, alangkah jauh lebih baiknya saat kita menjalani tahapan-tahapan tersebut, diresapi sampai ke hati dengan harapan dapat mencerahkan akal sehingga ilmu yang didapat dapat terimplementasi disertai perilaku yang baik juga.

Karenanya, salah satu manfaat dari belajar adalah mendapatkan ilmu pengetahuan,

tetapi yang perlu diingat, ilmu pengetahuan itu ada dua pengaruhnya: pengetahuan yang mempertajam dan mencerdaskan pikiran; pengetahuan yang memperhalus budi.

Selain memperluas wawasan, dengan belajar kita juga diharapkan memiliki karakter yang baik dan bermanfaat bagi orang sekitar, mengerti dan memahami hak sesamanya, tidak egois, dll.

Jadi, apa tujuan belajar versi terbaik dirimu??

Yuk tuliskan di kolom komentar! :)

Sumber Ilustrasi: Pinterest
Sumber Ilustrasi: Pinterest

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun