Korelasi Otonomi dan Kinerja:
Guru yang memiliki tingkat otonomi tinggi mampu menjalankan tugas pengajaran dan manajerial dengan lebih efisien dan adaptif.
Diskusi
Otonomi kerja memberikan kebebasan kepada guru untuk menentukan metode pengajaran, menjadwalkan aktivitas, dan menetapkan kriteria evaluasi. Hal ini berdampak pada peningkatan motivasi intrinsik, kepuasan kerja, dan kinerja guru. Namun, penelitian ini juga menyoroti potensi dampak negatif dari otonomi yang berlebihan, seperti stres, kelelahan, dan kurangnya dukungan dari pimpinan.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka Belajar, otonomi guru memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan efektif. Guru yang diberi otonomi lebih besar cenderung merasa lebih dihargai, bertanggung jawab, dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi siswa.
Implikasi Praktis
Bagi Pemangku Kebijakan:
Memberikan otonomi kepada guru perlu disertai dengan dukungan yang memadai, seperti pelatihan profesional, akses ke sumber daya, dan panduan yang jelas.
Bagi Pemimpin Sekolah:
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan dukungan kepada guru untuk mengembangkan kompetensi dan kreativitas mereka.
Bagi Guru: