Mohon tunggu...
Kiyadz
Kiyadz Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Digital Marketing Trainee

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Inspiratif Ustadz Sharafuddin: Berdakwah di Pulau Banyak, Aceh

26 September 2024   14:16 Diperbarui: 27 September 2024   11:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangatnya untuk berdakwah tidak pernah surut. Namun, ada juga saat-saat berat di mana Sharafuddin merasa tidak betah. Sharaffudin menjelaskan bahwa tantangan dalam berdakwah di daerah terpencil seperti Pulau Banyak tidak hanya berasal dari masyarakat, tetapi juga dari dalam diri sendiri. Saat merasa tidak betah, ia menghubungi orangtuanya untuk meminta doa. "Mungkin ini cara Allah SWT melihat keikhlasan saya dalam berdakwah di jalan-Nya," ungkapnya.

Kisah Menyentuh di Tengah Badai dan Keharuan Anak Mualaf

Sharafuddin juga berbagi pengalaman spiritualnya ketika terombang-ambing di tengah badai setelah sholat tarawih. Saat dalam perjalanan kembali ke Pulau Bale, perahunya diterjang badai besar. "Kami hanya bisa berdzikir dan berharap agar mesin perahu tetap menyala. Qadarullah, Allah SWT menyelamatkan kami," ujarnya penuh rasa syukur.

Tidak hanya itu, Sharafuddin merasa sangat tersentuh ketika melihat anak-anak non-muslim ikut belajar agama Islam bersama teman-teman mereka yang muslim. Salah satu anak tersebut bahkan akhirnya menjadi mualaf setelah melalui proses panjang. "Qadarullah, sekarang dia telah menjadi bagian dari umat Islam," tuturnya.

Momen Paling Berkesan

Salah satu momen yang paling berkesan bagi Sharafuddin adalah ketika ia hendak berpamitan dengan masyarakat Pulau Banyak. "Mereka mengantar saya ke dermaga dan banyak dari mereka menangis. Mereka tersentuh dengan kehadiran saya," kenangnya.

Salah satu kebanggaan terbesar Sharafuddin adalah ketika delapan anak tokoh adat dari Pulau Teluk Nibung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di STDI Muhammad Natsir, tempat ia sendiri pernah belajar.

Dakwah di daerah terpencil seperti Pulau Banyak memang penuh tantangan, tetapi bagi Sharafuddin, itulah bagian dari perjuangan yang harus dilalui. Pulau Banyak mungkin terpencil, tetapi bagi Sharafuddin, wajah-wajah warganya akan selalu terpatri di ingatannya. "Pulau Banyak memang pulau yang terpencil, tetapi wajah-wajah warganya masih tergiang dalam ingatan saya," tutupnya penuh haru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun