Semangatnya untuk berdakwah tidak pernah surut. Namun, ada juga saat-saat berat di mana Sharafuddin merasa tidak betah. Sharaffudin menjelaskan bahwa tantangan dalam berdakwah di daerah terpencil seperti Pulau Banyak tidak hanya berasal dari masyarakat, tetapi juga dari dalam diri sendiri. Saat merasa tidak betah, ia menghubungi orangtuanya untuk meminta doa. "Mungkin ini cara Allah SWT melihat keikhlasan saya dalam berdakwah di jalan-Nya," ungkapnya.
Kisah Menyentuh di Tengah Badai dan Keharuan Anak Mualaf
Sharafuddin juga berbagi pengalaman spiritualnya ketika terombang-ambing di tengah badai setelah sholat tarawih. Saat dalam perjalanan kembali ke Pulau Bale, perahunya diterjang badai besar. "Kami hanya bisa berdzikir dan berharap agar mesin perahu tetap menyala. Qadarullah, Allah SWT menyelamatkan kami," ujarnya penuh rasa syukur.
Tidak hanya itu, Sharafuddin merasa sangat tersentuh ketika melihat anak-anak non-muslim ikut belajar agama Islam bersama teman-teman mereka yang muslim. Salah satu anak tersebut bahkan akhirnya menjadi mualaf setelah melalui proses panjang. "Qadarullah, sekarang dia telah menjadi bagian dari umat Islam," tuturnya.
Momen Paling Berkesan
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Sharafuddin adalah ketika ia hendak berpamitan dengan masyarakat Pulau Banyak. "Mereka mengantar saya ke dermaga dan banyak dari mereka menangis. Mereka tersentuh dengan kehadiran saya," kenangnya.
Salah satu kebanggaan terbesar Sharafuddin adalah ketika delapan anak tokoh adat dari Pulau Teluk Nibung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di STDI Muhammad Natsir, tempat ia sendiri pernah belajar.
Dakwah di daerah terpencil seperti Pulau Banyak memang penuh tantangan, tetapi bagi Sharafuddin, itulah bagian dari perjuangan yang harus dilalui. Pulau Banyak mungkin terpencil, tetapi bagi Sharafuddin, wajah-wajah warganya akan selalu terpatri di ingatannya. "Pulau Banyak memang pulau yang terpencil, tetapi wajah-wajah warganya masih tergiang dalam ingatan saya," tutupnya penuh haru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H