Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

JAYA - Fenomena Aliran Kas dari

29 Mei 2022   12:01 Diperbarui: 29 Mei 2022   12:13 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tetapi kalau pakai figure tahun q-1-2022, hasilnya tidak matching, yaitu jika dimulai dari penjualan seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 18,6 miliar, maka menghasilkan jumlah "kas yang diterima dari pelanggan" teoritis sebesar Rp. 16,4 miliar. Tetapi faktanya tidak matching dengan jumlah "kas yang diterima dari pelanggan" yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 20,3 miliar. Dengan demikian terjadi pencatatan nilai cash yang overstated sebesar = 20,3 miliar -- 16,4 miliar = Rp. 3,9 miliar.

Karena tidak matching mendadak, maka dibolak-balik berkali-kali tetap saja tidak matching mendadak. Misalnya, menurut laporan keuangan, nilai "kas yang diterima dari pelanggan" sebesar Rp. 20,3 miliar, maka jumlah "penjualan" seharusnya (teoritis) sebesar Rp. 22,5 miliar. Tetapi faktanya tidak matching dengan jumlah "penjualan" yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 18,6 miliar. Dengan demikian terjadi pencatatan nilai penjualan yang understated sebesar = 22,5 miliar -- 18,6 miliar = Rp. 3,9 miliar.


Kata pepatah "kalau tidak ada api maka tidak ada asap". Maka, sesungguhnya sumber "apinya" telah saya uraikan pada postingan saya sebelumnya disini https://www.kompasiana.com/pspwatch/6292201553e2c34f0d24a152/jaya-logika-uang-muka-yang-membuat-hilang-muka-mendadak  yaitu ketikan saldo uang muka pembelian aset tetap turun tetapi tidak ada asset tetap yang bertambah.


Maka "asapnya" adalah semua menjadi tidak matching mendadak, Ketika arus kas "penjualan" tidak matching dengan arus "kas yang diterima dari pelanggan". Akibatnya kita tidak tahu, manakah yang salah nilai, apakah nilai "penjualan' tahun q1-2022 adalah salah, atau nilai "kas yang diterima dari pelanggan" tahun q1-2022 yang salah.


Demikian semoga fenomena tidak matching, tidak membuat anda menjadi @miskinmendadak

sumber laporan keuangan JAYA q1-2022 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202022/TW1/JAYA/JAYA-LAPORAN%20PER%2031%20MARET%2022.pdf

sumber laporan keuangan JAYA 2021 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/JAYA/JAYA_Audited%20Konsolidasian_31%20Desember%202021.pdf

dokpribadi
dokpribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun