Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

JAYA - Fenomena Aliran Kas dari

29 Mei 2022   12:01 Diperbarui: 29 Mei 2022   12:13 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

$JAYA - Fenomena aliran kas dari "penjualan" vs aliran "kas yang diterima dari pelanggan" yang tidak matching mendadak

Mari belajar intel-intelan semoga bermanfaat.


Membaca laporan keuangan itu gampang, anda tidak harus menjadi akuntan untuk pandai membaca laporan keuangan.  Syaratnya anda mau rajin membuka laporan keuangan, dan menerapkan prinsip bisnis yang umum saja.  Jika anda menemukan suatu yang GANJIL, kemudian difollow up, dengan melakukan sedikit main 'intel-intelan"  COntoh Ketika anda menemukan emiten membayar "uang muka (DP)" yang nilainya sebesar 100% atau sangat signifikan, anda boleh memulai belajar dari emiten yang semacam itu, untuk membuat anda semangat belajar tentang "membaca laporan keuangan".

Jadi siapa yang bilang bahwa "kemampuan membaca laporan keuangan" tidak membuat "naluri bisnis anda" berjalan beriringan?  Jangan sampai anda menjadi dungumendadak kalau memahami itu saja sulit.

Sekarang saya, gunakan contoh membaca laporan keuangan; misalnya ketika dilaporkan uang muka pembelian asset tetap turun maka lawannya asset tetap tambah. Kalau uang muka pembelian asset tetap turun tetapi asset tetap tidak nambah, maka artinya terdapat uang muka yang dikembalikan kepada perusahaan. Uang muka yang dikembalikan akan dicatat pada laporan arus kas bagian "cash flows from investing activities (CFI)" sebagai arus kas masuk. Jika tidak demikian maka ada kas yang melayang entah kemana.

Begitu juga Ketika membaca jumlah penjualan yang dicatat pada "laporan laba-rugi", maka akan terkait dengan akun-akun pada "laporan arus kas" dan "laporan posisi keuangan".


Maka untuk menguji kesesuaian (matching) hubungan antara komponen-komponen laporan keuangan (laporan arus kas, laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan) dapat dilakukan dengan cara menelusuri aliran uang. Penelusuran ini, seperti kata pepatah terkenal yaitu "follow the money, maka akan diketahui siapa pelakunya".


Penelusuran dapat dimulai dari "penjualan" hingga berakhir pada "kas yang diterima dari pelanggan", atau sebaliknya, dimulai dari belakang (pembuktian terbalik) yaitu; dimulai dari "kas yang diterima dari pelanggan" hingga menuju "penjualan". Jika semuanya sesuai (match), maka jika dibolak balik, hasilnya akan sama saja.


Silahkan lihat contoh perhitungan pada table dibawah:


Sebagai contoh ilustrasi perhitungan, saya akan menggunakan laporan keuangan JAYA; (1) Untuk hasil yang matching saya menggunakan LK tahun 2021 (audited). (2) Sedangkan untuk hasil yang tidak matching saya menggunakan LK periode q2-2022.


Figure tahun 2021 hasilnya matching, jika dimulai dari "penjualan" sebesar Rp. 72,4 miliar, maka akan berakhir pada "kas yang diterima dari pelanggan" sebesar Rp. 69,6 miliar. Dan kalau dimulai dari "kas yang diterima dari pelanggan" sebesar Rp. 69,6 miliar, maka hasilnya "penjualan" sebesar Rp. 72,4 miliar.


Tetapi kalau pakai figure tahun q-1-2022, hasilnya tidak matching, yaitu jika dimulai dari penjualan seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 18,6 miliar, maka menghasilkan jumlah "kas yang diterima dari pelanggan" teoritis sebesar Rp. 16,4 miliar. Tetapi faktanya tidak matching dengan jumlah "kas yang diterima dari pelanggan" yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 20,3 miliar. Dengan demikian terjadi pencatatan nilai cash yang overstated sebesar = 20,3 miliar -- 16,4 miliar = Rp. 3,9 miliar.

Karena tidak matching mendadak, maka dibolak-balik berkali-kali tetap saja tidak matching mendadak. Misalnya, menurut laporan keuangan, nilai "kas yang diterima dari pelanggan" sebesar Rp. 20,3 miliar, maka jumlah "penjualan" seharusnya (teoritis) sebesar Rp. 22,5 miliar. Tetapi faktanya tidak matching dengan jumlah "penjualan" yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 18,6 miliar. Dengan demikian terjadi pencatatan nilai penjualan yang understated sebesar = 22,5 miliar -- 18,6 miliar = Rp. 3,9 miliar.


Kata pepatah "kalau tidak ada api maka tidak ada asap". Maka, sesungguhnya sumber "apinya" telah saya uraikan pada postingan saya sebelumnya disini https://www.kompasiana.com/pspwatch/6292201553e2c34f0d24a152/jaya-logika-uang-muka-yang-membuat-hilang-muka-mendadak  yaitu ketikan saldo uang muka pembelian aset tetap turun tetapi tidak ada asset tetap yang bertambah.


Maka "asapnya" adalah semua menjadi tidak matching mendadak, Ketika arus kas "penjualan" tidak matching dengan arus "kas yang diterima dari pelanggan". Akibatnya kita tidak tahu, manakah yang salah nilai, apakah nilai "penjualan' tahun q1-2022 adalah salah, atau nilai "kas yang diterima dari pelanggan" tahun q1-2022 yang salah.


Demikian semoga fenomena tidak matching, tidak membuat anda menjadi @miskinmendadak

sumber laporan keuangan JAYA q1-2022 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202022/TW1/JAYA/JAYA-LAPORAN%20PER%2031%20MARET%2022.pdf

sumber laporan keuangan JAYA 2021 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/JAYA/JAYA_Audited%20Konsolidasian_31%20Desember%202021.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun