Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

IHSG, Menghitung Harga Jual-Beli dMAS Ganteng

9 April 2022   12:59 Diperbarui: 9 April 2022   13:02 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

$DMAS melaporkan total "persediaan-property" per 31 Desember 2021 sebesar Rp. 4,67 triliun. Maka pertanyaanya, berapakah laba potensial masa depan yang dapat dihasilkan emiten yang berasal dari penjualan asset persediaan-property tersebut?  

Diketahui ;
Total "penjualan-property" 3 tahun-aktual (2019-2021) = 2,63 T + 2,61 T 1,42 T = Rp. 6,66 triliun
Total "cost of sales--property" untuk 3 tahun - aktual = 1,16 T + 1,01 T + 0,59 T = Rp. 2,76 triliun
Sehingga Gross Profit untuk 3 tahun terakhir = 6,66 triliun -- 2,76 triliun = Rp. 3,9 triliun, atau dengan margi Gross Profit Margin (GPM) = 3,9 triliun / 6,66 triliun = 59%.  

Rasio "cost of sales-property" terhadap "penjualan-property" = 2,76 triliun / 6,66 triliun = 41%. Jika seluruh persediaan-property seluruhnya di-transfer ke akun "cost of sales" pada laporan laba rugi, maka dari "persediaan-property" per 31 Des 2021 sebesar Rp. 4,67 triliun, secara teoritis akan mampu menghasilkan "penjualan-property" sebesar = 4,67 T / 41% = Rp. 11,29 triliun.  

Diketahui total penjualan-konsolidasi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp. 6,72 tiliun, maka untuk mencapai total penjualan-property sebesar Rp. 11,29 triliun membutuhkan waktu selama = 11,29 triliun / (6,72 triliun / 3) = 5 tahun.  

Diketahui "Net Profit-konsolidasi" dalam periode 3 tahun (2019-2020-2021) = Rp. 3,4 triliun, sehingga menghasilakan NPM sebesar sekitar 51%.  

Dengan demikian dari total persediaan saat ini, secara teoritis mampu men-generate "laba bersih tahun berjalan" untuk 5 tahun yang akan datang sebesar = sales-teoritis X NPM = 11,29 triliun X 51% = Rp. 5,71 triliun.  

Diketahui total jumlah saham = 482 juta lot, sehingga dalam periode 5 tahun yang kan datang, akumulasi EPS = 5,71 triliun / 482 juta lot = Rp. 118 per lembar.  

Asumsi hitungan EPS ala toko kelontong diatas adalah sebagai berikut;

(1) Akumulasi penjualan selama 5 tahun kedepan sebesar Rp. 11,29 triliun. Jika tercapai lebih cepat maka nilai EPS akan menjadi lebih besar (> 118) atau sebaliknya jika lebih lama dari 5 tahun, maka EPS-nya juga ikutan mengecil (< 118).  

(2) Hanya menghitung laba dari bisnis property, sedangkan bisnis hotel dan lain-lain, sementara diabaikan karena tidak signifikan. Jika anda punya waktu untuk menghitung, maka data tersedia dalam CLK 27 dan CLK 28. Hasil hitungan anda akan meningkatkan nilai EPS-nya. 

(3) Menganggap bahwa persediaan seluruhnya sudah siap untuk dijual. Padahal faktanya, berdasarkan CLK 6, tentang rincian persediaan, sebagian besar persediaan, masih harus dibangun lebih-lanjut, agar supaya persedaan siap dijual.  

Seluruh beban yang dibayarkan oleh emiten untuk menjadikan persediaan siap dijual, akan dicatat menambah nilai persediaan. Akibatnya jika cost of sales naik, maka secara otomatis, nilai "sales toeritis-nya (Rp. 11,29 triliun)" juga ikutan naik. Jika sales-teoritisnya naik, maka EPS teroritisnya juga ikutan naik.  

(4) tidak ada growth, sebab labanya 100% dibagikan sebagai dividen.

Dengan demikian, dengan menggunakan 4 asumsi tersebut di atas, maka nilai EPS = Rp. 118, adalah nilai yang masih understated (dinilai terlalu kecil). Nilai eps masa depan mungkin jauh lebih besar daripada 118.

Dengan data hitungan diatas, maka dapat diperkirakan nilai intrinsic saham DMAS menjadi sebagai berikut: 

Nilai intrinsik = Nilai saat ini + nilai masa depan

Nilia intrinsik = BPVS + EPS (masa depan)

Nilai intrinsik = 111 + 118 = Rp. 229.

Jika nilai intrinsik (229) dibandingkan dengan harga saat ini Rp. 180, menghasilkan margin of safety sebesar =229 -180 = Rp. 49 per share atau hanya sebesar 21%.  

Demikian hitung-hitungan jual-beli dMAS ganteng, yang ternyata ruwet dan rumit. Jadi siapa bilang investasi saham itu gampang. Mungkin yang beranggapan gampang, pada waktu masih sekolah kebanyakan "main" jadi tidak dapat membedakan yang mana "investasi saham" dan yang mana yang disebut "main saham".  

Semoga bermanfaat.

Sumber Laporan Keuangan tahun 2021 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/DMAS/DMAS%20Financial%20Statements%2031%20Dec%202021.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun