Penting untuk dicatat bahwa pembahasan tentang penggunaan internet dan dampaknya tidak hanya terbatas pada media sosial. Sebelumnya, ketika kita berbicara tentang kecanduan internet, perhatian lebih banyak tertuju pada permainan daring (online gaming).
Pada tahun 2013, masalah kecanduan permainan daring diakui secara resmi dalam DSM-5 (Buku Panduan Diagnostik Psikiatri) dengan memasukkan "Internet Gaming Disorder" sebagai kategori penelitian.
Kategori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut, dan pada 2018, ICD-11 (International Classification of Diseases) menyertakan "Gaming Disorder" sebagai gangguan klinis yang dapat didiagnosis.
Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan semakin populernya media sosial, perhatian mulai beralih. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa media sosial mungkin memiliki dampak yang tidak kalah besar, bahkan berpotensi menyebabkan gangguan yang serupa dengan kecanduan game.
Dengan adanya temuan-temuan ini, beberapa ahli mulai mengusulkan bahwa "gangguan penggunaan media sosial" atau "Social Network Use Disorder" harus dipertimbangkan sebagai diagnosis resmi, mirip dengan gangguan kecanduan lainnya.
Dalam upaya untuk menanggapi fenomena ini, sejumlah alat penilaian telah dikembangkan. Salah satunya adalah Kriteria Penilaian untuk Gangguan Penggunaan Internet Spesifik (ACSID-11), yang digunakan untuk menilai apakah seseorang menunjukkan tanda-tanda gangguan penggunaan media sosial atau masalah terkait internet lainnya.
Dengan alat ini, para profesional kesehatan mental dapat mengevaluasi apakah seseorang mengalami kecanduan atau masalah yang disebabkan oleh penggunaan internet yang berlebihan.
Penelitian tentang masalah penggunaan media sosial masih relatif terbatas, tetapi temuan yang ada menunjukkan adanya kesamaan dengan gangguan kecanduan lainnya, seperti kecanduan alkohol atau obat-obatan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa otak remaja yang terlalu sering terpapar media sosial bisa mengalami perubahan neurobiologis yang mirip dengan mereka yang kecanduan substansi.
Ini menunjukkan bahwa kecanduan media sosial bukanlah masalah yang sepele dan bisa mempengaruhi kesehatan otak serta kesejahteraan mental jangka panjang.
Melihat fenomena ini, berbagai pihak mulai berbicara tentang pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani masalah ini.