Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kecanduan Media Sosial pada Remaja: Dampak Perkembangan Teknologi Digital

30 November 2024   17:42 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:25 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk dicatat bahwa pembahasan tentang penggunaan internet dan dampaknya tidak hanya terbatas pada media sosial. Sebelumnya, ketika kita berbicara tentang kecanduan internet, perhatian lebih banyak tertuju pada permainan daring (online gaming).

Pada tahun 2013, masalah kecanduan permainan daring diakui secara resmi dalam DSM-5 (Buku Panduan Diagnostik Psikiatri) dengan memasukkan "Internet Gaming Disorder" sebagai kategori penelitian.

Kategori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut, dan pada 2018, ICD-11 (International Classification of Diseases) menyertakan "Gaming Disorder" sebagai gangguan klinis yang dapat didiagnosis.

Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan semakin populernya media sosial, perhatian mulai beralih. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa media sosial mungkin memiliki dampak yang tidak kalah besar, bahkan berpotensi menyebabkan gangguan yang serupa dengan kecanduan game.

Dengan adanya temuan-temuan ini, beberapa ahli mulai mengusulkan bahwa "gangguan penggunaan media sosial" atau "Social Network Use Disorder" harus dipertimbangkan sebagai diagnosis resmi, mirip dengan gangguan kecanduan lainnya.

Dalam upaya untuk menanggapi fenomena ini, sejumlah alat penilaian telah dikembangkan. Salah satunya adalah Kriteria Penilaian untuk Gangguan Penggunaan Internet Spesifik (ACSID-11), yang digunakan untuk menilai apakah seseorang menunjukkan tanda-tanda gangguan penggunaan media sosial atau masalah terkait internet lainnya.

Dengan alat ini, para profesional kesehatan mental dapat mengevaluasi apakah seseorang mengalami kecanduan atau masalah yang disebabkan oleh penggunaan internet yang berlebihan.

Penelitian tentang masalah penggunaan media sosial masih relatif terbatas, tetapi temuan yang ada menunjukkan adanya kesamaan dengan gangguan kecanduan lainnya, seperti kecanduan alkohol atau obat-obatan.

Beberapa studi menunjukkan bahwa otak remaja yang terlalu sering terpapar media sosial bisa mengalami perubahan neurobiologis yang mirip dengan mereka yang kecanduan substansi.

Ini menunjukkan bahwa kecanduan media sosial bukanlah masalah yang sepele dan bisa mempengaruhi kesehatan otak serta kesejahteraan mental jangka panjang.

Melihat fenomena ini, berbagai pihak mulai berbicara tentang pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun