Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Kecemasan pada Penyakit Jantung Koroner: Kenali dan Terapi Segera!

2 Juni 2024   15:27 Diperbarui: 3 Juni 2024   12:00 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menargetkan sistem serotonergik, escitalopram dapat membantu memodulasi respons stres tubuh, mengurangi ketegangan fisiologis yang terkait dengan serangan panik dan berpotensi meningkatkan hasil kardiovaskular.

Selain itu, penggunaan escitalopram dalam konteks ini telah terbukti memiliki manfaat tambahan. Telah terbukti meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan bahkan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular di masa depan pada pasien dengan kondisi komorbiditas.

Pendekatan Menyeluruh Pada Pasien Jantung dan Gangguan Panik

Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan penanganan komorbiditas ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif yang melibatkan tenaga kesehatan profesional dari berbagai spesialisasi. Ahli jantung, psikiater, dan dokter layanan primer harus bekerja sama untuk mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap pasien.

Selain itu juga pendekatan psikoedukasi terkait pengenalan gejala perlu ditingkatkan. Pasien gangguan panik yang memiliki penyakit jantung perlu memahami bagaimana mengenali perbedaan gejala penyakit jantung dan gangguan panik. Pasien juga perlu memodifikasi gaya hidupnya. Pasien perlu menjaga kualitas tidur yang baik dan cukup waktunya (berkisar 6-9 jam) serta olahraga yang direkomendasikan untuk menjaga kebugaran. Jangan lupa pula membantu diri untuk terampil dalam proses adaptasi terhadap stres.

Saya biasanya menyarankan juga pasien untuk mempunyai saat tenang minimal 15 menit sehari. Saat tenang ini bisa digunakan pasien untuk bermeditasi, latihan relaksasi pernapasan, atau sekedar memasuki fase "solitude" , menyadari sekitar apa adanya. Tentunya jauhi gawai pada saat proses ini terjadi agar tidak terjadi overstimulus dan multitasking. Tenang, santai, sadar adalah hal yang ingin dicapai. 

Kesimpulannya, interaksi antara penyakit kardiovaskular dan gangguan panik merupakan tantangan klinis yang kompleks dan sering kali kurang dihargai. Penggunaan escitalopram, bersama dengan intervensi berbasis bukti lainnya, menawarkan jalan yang menjanjikan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu secara keseluruhan yang menghadapi kombinasi kondisi yang menakutkan ini.

Karena penelitian terus mengungkap seluk-beluk hubungan ini, penyedia layanan kesehatan dari ranah primer maupun di spesialistik dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan pengelolaan komorbiditas ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya.

Semoga tercapai. Salam Sehat Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun