Mohon tunggu...
Diny Cynthiawati Helena
Diny Cynthiawati Helena Mohon Tunggu... Penulis - Personality Versus Integrity

Keluarga Merupakan Support System yang Menentukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kalpasastra

24 April 2022   01:07 Diperbarui: 24 April 2022   01:35 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay Ilustrasi 'Doa Peri'

Di antara para pengungsi itu ada seorang gadis cantik bernama Amira. Usianya terpaut delapan tahun dibawahku. Kecantikan Amira cukup terkenal di antara kami, sekelompok pengurus kamp pengungsian.

"Di Jakarta, gadis seperti Amira pasti sudah jadi seorang foto model, atau selebriti. Ada banyak kesempatan untuk lebih maju dan berkembang. Sungguh! Andai saja, ada yang dapat kulakukan untuk membantu Amira! Sepertinya, Tuhan tidak adil ya!" Kata Gani.

"Bisa saja, Gan! Itu kalau kamu siap untuk segala resikonya, apalagi kalau kamu suka sama dia." Balas Ranti.

"Ah! Tentu saja hal ini bukan tentang diri Saya Ran, ini tentang dirinya. Suka 'gak Amira sama Saya?" Gani terdesak.

"Setiap manusia pasti punya keinginan untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik. Selama menjalani hari-hari Saya bersama para pengungsi disini, sering muncul keraguan, apakah saya cukup punya harapan untuk masa depan? Setidaknya merasakan kerinduan untuk bisa berkumpul bersama anak-anak dirumah saja sudah cukup bahagia!" Tutur Ranti.

Hal yang menarik dari sekelompok pengungsi yang mencari perlindungan ke Indonesia, adalah kerinduan untuk dapat melupakan masa lalu dan memulai kehidupan baru, tanah air yang baru. Aku memahami rasa tertarik dan simpatiku terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang membuatku bersyukur atas kehidupan ini. 

Meskipun begitu, Aku tidak sungguh-sungguh berpikir untuk menghabiskan masa mudaku, dan waktu senggangku sebagai seorang relawan. Aku memahami apakah itu artinya kekurangan, kebutuhan hidup sehari-hari, dan memiliki suatu kemerdekaan finansial! Merupakan suatu dedikasi bagi pendidikanku yang setara dengan kesenanganku mengurus kaum pengungsi.

"Itu..! Coba kamu temui bapak Atep di tenda 12, sepertinya, dia perlu di tensi!" Rio, kepala medis berseru kepadaku, sambil bergegas masuk ke dalam tenda medis, bermaksud mengambil stetoskopnya. 

"Atep sering mengalami kelelahan dan sakit kepala.., dia selalu mengeluh bahwa kepalanya terasa sakit, coba Saya tensi sekarang," Aku bergegas mengambil tensi meter dan menemui Atep di tenda 12. Dia seorang pengungsi paruh baya yang mengalami degeneratif. Emosinya kadang tidak stabil. Selesai mengukur tensi Pak Atep. Aku segera melangkah ke pintu tenda hendak kembali ke tenda medis. Raut wajah Amira sekejap mengejutkan ku karena dia tepat berada di pintu tenda dan juga hendak melangkah masuk ke dalam tenda 12. Matanya yang bulat dan indah menatap mataku sedikit tersipu.

"I want to cares for Atep, he needs friend..," Amira berkata sedikit tersipu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun