Mohon tunggu...
Diny Cynthiawati Helena
Diny Cynthiawati Helena Mohon Tunggu... Penulis - Personality Versus Integrity

Keluarga Merupakan Support System yang Menentukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kalpasastra

24 April 2022   01:07 Diperbarui: 24 April 2022   01:35 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay Ilustrasi 'Doa Peri'

"Can you stay with him for a while? He is remembering his daughter left in Myanmar" Ujar ku sedikit menghibur. Amira selalu tersipu bila bertemu dengan ku. Dirinya menganggukkan kepalanya, dan sedikit menepi membiarkan ku melangkah meninggalkan tenda.

Di kamp pengungsi ini Amira tinggal berdua dengan sang ibunda. Ibu Amira terlihat cukup tegar dan penuh ketabahan menghadapi konflik yang menimpa nasib mereka. Mereka tiba di Indonesia menggunakan perahu nelayan bermuatan 200 orang lebih. 

Beberapa saat sebelum terjadi konflik di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Amira sempat mengenal seorang wanita pelancong berkebangsaan Inggris yang mengajarinya sedikit perbendaharaan perkataan dan tenses dalam bahasa Inggris. Hal ini cukup menolong selain, ada juga seorang relawan lain, yang dapat berbahasa Myanmar dan menjadi penerjemah antara relawan medis dan logistik, dengan para pengungsi Rohingya ini.

Rio memimpin sesi briefing sejak pagi, "Sekarang coba perhatikan daftar ini, ini adalah jumlah pengungsi Rohingya yang tersebar di berbagai negara seperti, Bangladesh 1,300,000 orang lebih, pada bulan Maret 2018, Malaysia 150,000 orang pada bulan Oktober 2017, India 40,000 orang pada bulan September 2017, China 3,000 orang pada bulan Oktober 2014, Saudi Arabia 190,000 orang pada bulan Januari 2017, UAE ada 50,000 orang pada bulan Desember 2017, Myanmar di Negara Bagian Rakhine tersisa 600,000 orang pada bulan November 2019. Mengapa etnis Rohingya di Myanmar mendapat penolakan keras dari agama Budha? Karena Rohingya dianggap warga Rakhine sebagai saingan tambahan dan ancaman bagi identitas mereka.

 Saat ini pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan, juga melakukan diplomasi dengan pemerintah Myanmar, dengan menawarkan solusi kepada pemerintah Myanmar serta menyinggung isu Rohingya di forum-forum internasional," hingga menjelang saat makan siang, pengurus kelompok logistik mulai membagikan nasi kotak berisi ayam bakar sumbangan dari kepala desa setempat. Aku berniat menyisihkan jatahku untuk Amira.

Aku sering memperhatikan Amira dengan ekor mata. Setiap kali kami berkeliling kamp untuk memastikan bahwa setiap pengungsi dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kuman penyakit. Raut wajah para pengungsi berangsur-angsur cerah ceria dan, mereka mulai bergairah menjalani hari-hari mereka di kamp. 

Tidak ada bangunan yang cukup memadai untuk menampung 650 orang pengungsi Rohingya yang mencari suaka ke Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya mau menampung dan memfasilitasi mereka. Namun diberikan lahan khusus dan tetap diperlakukan dengan manusiawi. 

Anak-anak kecil mulai bermain dengan gembira dan sukacita. Amira sering kali menghabiskan waktu bersama dengan anak-anak di sekitar kamp, dan sering kali dirinya duduk bersama ibunya menyantap makanan yang dibagikan. 

Sering kucermati, wajah Amira sedikit serupa dengan ibunya, hanya sang ibunda jelas terlihat lebih tua, karena helai-helai rambut yang telah memutih. Tidak jarang pula Amira tampak menghabiskan waktunya untuk menemani pengungsi yang jatuh sakit, ataupun berkumpul bersama sekelompok pengungsi, asyik memperbincangkan sesuatu hal yang tampaknya penting.

"Gani cukup peka ya, mengambil kesempitan, dalam kesempatan yang memberikan harapan," ungkap Ranti sedikit memecahkan keheningan dalam tenda medis. Malam ini giliran Aku dan Ranti menghabiskan sisa waktu jaga malam di kamp.

"Wah?! Seberapa serius sih, Ranti?" Aku bertanya ingin tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun