Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Penjual Kopi

Orangtuaku memberi nama Supriyadi. Boleh kalian panggil aku Pry

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Baliyem, Si Bocah Penjual Bakwan Malang

15 April 2016   13:46 Diperbarui: 15 April 2016   17:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baliyem pun meramu bakwan. Bebera pentol dan gorengan di taruh di dalam mangkok. “Stop…stop, kebanyakan le, “ ucap saya.

“Belinya sepuluh ribu om, “

“Ya gak apa-apa, “ ucap saya. Dia pun terdiam memandangi saya. Melihat Baliyem saya segera menyaran “Pentol satu, gorangan dua. cukup, “

Dia lalu mengikuti saran saya. “Pakai, saos, sambel om, “

“Ya, “

Di depan rumah saya menikmati bakwan itu. Saya sempatkan ngobrol dan bertanya namanya. Dia mengaku berasal dari Turen, Malang. Baliyem anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adiknya bersama ibunya di kampung.

Baliyem seperti terbebani ketika saya tanya tentang bapaknya. “Sudah lama meninggal om, “ katanya.

“Sejak kapan?, “

“Lama, “ sahutnya

Dia hanya menyebut lama dengan nada berat. Mendengar jawaban itu saya tidak memaksa bertanya lagi.

“Kamu pernah sekolah, “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun