Jurnalisme Multimedia
Multimedia adalah gabungan dari minimal tiga jenis media menjadi satu, kombinasi dari media yaitu teks, foto, video, audio, grafik, dan interaktivitas. Informasi yang diberi setiap media bersifat saling melengkapi bukan mengulang informasi. Koran dan televisi tidak bisa disebut multimedia, karena koran hanya terdiri dari teks dan foto sedangkan televisi hanya terdiri dari video dan audio(McAdams, 2014). Tujuan dari multimedia adalah penyajian cerita dengan menarik dan informatif. Informasi dari setiap media harus saling melengkapi. Contoh multimedia yang ada di Indonesia adalah kompas interaktif yang melakukan story telling dengan audio, gambar, dan interaksi (klik pengguna) dalam menyampaikan informasi.
Menurut Deuze (2003) ada dua cara mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme:
Sebagai presentasi paket berita di website menggunakan dua atau lebih format media, seperti kata-kata baik lisan maupun tulisan, musik, gambar diam maupun gambar bergerak, animasi grafis, termasuk elemen interaktif dan hipertextual.
Presentasi paket berita dengan beragam media yang terintegrasi, seperti website, usenet newsgroup, email, SMS, MMS, radio, televisi, teletext, koran, dan majalah cetak.
Kedua definisi tersebut harus dipahami sebagai ‘titik akhir’ dari continuum, mulai dari tidak ada konvergensi hingga konvergensi penuh. Ini mengasumsikan semua media akan bergerak ke satu tahapan di mana integrasi dari bagian-bagian yang berbeda dari proses pembuatan berita tercapai.
Contoh jurnalisme media dari tahap awal hingga advance:
Jurnalis cetak melakukan standup di depan kamera untuk menghadiri beberapa aspek tentang berita untuk media TV
Galeri (slideshow) gambar yang dibuat jurnalis foto untuk website media.
Berita pendek atau summary yang ditulis reporter media cetak, siaran, atau online yang digunakan sebagai konten email, i-mode atau SMS news alert.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!