Perbedaan definisi, praktik, serta contoh jurnalisme online dan multimedia.
Sesuai yang kita ketahui, jurnalisme terus berusaha memberikan masyarakat informasi yang benar, terverifikasi, independen, komprehensif, dan dapat menjadi bahan kritik yang kemudian menemukan kompromi. Terdapat dua bentuk jurnalisme yang sekarang lebih dominan di masyarakat, yaitu jurnalisme online dan jurnalisme multimedia. Banyak yang mengira kedua hal ini sama namun nyatanya tidak dan dalam artikel ini akan dibahas perbedaan jurnalisme online dan jurnalisme media. Dilihat dari pengertiannya sudah berbeda. Jurnalisme online adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan secara online atau dalam jaringan(daring) sedangkan penjelasan multimedia adalah banyak media.
Jurnalisme Online
Menurut Pavlik (dalam Aryani, 2011) jurnalisme online merupakan jurnalisme kontekstual yang mengintegrasikan tiga fitus komunikasi unik yaitu kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online, dan fitur-fitur yang didatanya (customizable features). Jurnalisme online memiliki nama lain seperi jurnalisme siber, e-journalism, dan jurnalisme internet. Seluruh sebutan ini memiliki maksud yang sama, yaitu proses jurnalisme baik produksi konten digital yang meliputi audio, video, dan teks yang diproduksi secara eksklusif untuk didistribusikan melalui World WIde Web sebagai elemen grafis internet.
Jurnalisme online tidak didorong oleh tujuan multimedia, artinya digital story telling berbasis multimedia bisa saja dilakukan namun tidak menjadi elemen wajib. Jurnalisme online dan multimedia adalah dua hal yang berbeda.
Jurnalisme online dapat ditempatkan di antara dua domain. Pertama adalah rentangan dari situs editorial sampai ke situs web yang berbasis konektivitas publik. Terdapat editorial content yaitu teks yang dibuat atau diedit oleh jurnalis. Sedangkan konektivitas publik yang dimaksud adalah komunikasi standart point to point tanpa ada hambatan dalam bentuk proses penyuntingan atau moderasi. Domain kedua adalah komunikasi parsitipatoris. Sebuah situs dapat dikatakan terbuka jika memungkinkan pengguna berbagi komentar atau memposting tanpa moderasi atau penyaringan. Komunikasi partisipatoris adalah kebalikannya yaitu tertutup dan partisipasi yang ada melalui filter editor.
Menurut Mark Deuze(2001) terdapat empat jenis jurnalisme online:
Mainstream news sites adalah jenis media jurnalisme yang sangat sering kita jumpai baik di televisi maupun online. Tingkat partisipator pada media jurnalisme ini cenderung rendah dan tertutup karena control hanya bisa diakses oleh yang empunya media, dan jurnalisme ini tidak terlalu berbeda dengan yang di media cetak atau siaran.
Index category sites adalah jurnalisme yang bisa dikatakan search engine karena dalam jurnalisme ini sering menautkan situs/link yang mendalam yang dikategorisasikan dan tidak banyak peran dari editorial content dan kadang menawarkan ruang untuk chatting atau bertukar berita, tips dan links untuk publik.
Meta comment sites adalah jurnalisme yang dikatakan sebagai pengawas berita, editorial content sering diproduksi oleh berbagai jurnalis yang pada dasarnya mendiskusikan content lain yang bisa ditemukan dimanapun di internet.
Share discussion sites adalah jurnalisme yang menautkan situs yang dituntut oleh publik untuk ada dan membuat platform sebagai forum diskusi untuk publik mendiskusikan content dimanapun di internet. Suksesnya di internet disebabkan karena publik ingin terhubung satu dengan lainnya dalam tingkatan global tanpa batas dalam satu platform yang sudah dikategorisasikan, sesuai dengan minta publik sehingga publik bisa memilih dengan yang sepemikiran seperti: bali tolak reklamasi teluk benoa (www.forbali.org).
Jurnalisme Multimedia
Multimedia adalah gabungan dari minimal tiga jenis media menjadi satu, kombinasi dari media yaitu teks, foto, video, audio, grafik, dan interaktivitas. Informasi yang diberi setiap media bersifat saling melengkapi bukan mengulang informasi. Koran dan televisi tidak bisa disebut multimedia, karena koran hanya terdiri dari teks dan foto sedangkan televisi hanya terdiri dari video dan audio(McAdams, 2014). Tujuan dari multimedia adalah penyajian cerita dengan menarik dan informatif. Informasi dari setiap media harus saling melengkapi. Contoh multimedia yang ada di Indonesia adalah kompas interaktif yang melakukan story telling dengan audio, gambar, dan interaksi (klik pengguna) dalam menyampaikan informasi.
Menurut Deuze (2003) ada dua cara mendefinisikan multimedia dalam jurnalisme:
Sebagai presentasi paket berita di website menggunakan dua atau lebih format media, seperti kata-kata baik lisan maupun tulisan, musik, gambar diam maupun gambar bergerak, animasi grafis, termasuk elemen interaktif dan hipertextual.
Presentasi paket berita dengan beragam media yang terintegrasi, seperti website, usenet newsgroup, email, SMS, MMS, radio, televisi, teletext, koran, dan majalah cetak.
Kedua definisi tersebut harus dipahami sebagai ‘titik akhir’ dari continuum, mulai dari tidak ada konvergensi hingga konvergensi penuh. Ini mengasumsikan semua media akan bergerak ke satu tahapan di mana integrasi dari bagian-bagian yang berbeda dari proses pembuatan berita tercapai.
Contoh jurnalisme media dari tahap awal hingga advance:
Jurnalis cetak melakukan standup di depan kamera untuk menghadiri beberapa aspek tentang berita untuk media TV
Galeri (slideshow) gambar yang dibuat jurnalis foto untuk website media.
Berita pendek atau summary yang ditulis reporter media cetak, siaran, atau online yang digunakan sebagai konten email, i-mode atau SMS news alert.
Proyek gabungan antara media-media yang berbeda untuk menginpulkan, mengedit, dan menyajikan berita dengan beragam format.
Redaksi multimedia yang terintgrasi.
Sehingga intinya, jurnalisme online adalah proses jurnalisme yang dilakukan online atau daring dan jurnalisme multimedia adalah penggunaan lebih dari 2 media yang biasanya terdapat interaksi, Jurnalisme multimedia bisa dijumpai secara daring namun tidak disebut dengan jurnalisme online, dalam proses jurnalisme online bisa saja terkait konvergensi dalam arti kerjasama dan kolaborasi namun jurnalisme online dan jurnalisme multimedia adalah dua hal yang berbeda. #JMMUAJY2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H