Mohon tunggu...
Pryanka Ramadini
Pryanka Ramadini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

✨Berbagi pengalaman yang dikemas menjadi sebuah karya tulisan, adalah pilihan saya untuk mengembangkan bakat dan menebarkan manfaat dari dahsyatnya sebuah Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 3 Hal Penting yang Harus Diketahui Sebelum Membangun Personal Branding

16 Juni 2021   18:41 Diperbarui: 20 Juni 2021   08:30 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kampusyuk.com

Kebanyakan orang sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata Personal Branding, salah satu yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang. 

Personal Branding merupakan cara bagaimana kamu menceritakan dirimu kepada dunia. Kamu ingin dikenal sebagai siapa dengan keahlian apa? Jawaban itu lah yang disebut sebagai personal branding.

Bukankah benar jika setiap orang seharusnya memiliki identitas? Hal ini sangat berguna untuk masa depan karirmu. Karena menceritakan siapa dirimu adalah patokan dan nilai plus dari HRD, untuk menyeleksimu sebelum masuk ke dunia kerja. 

Diluar itu, jika ketertarikan kamu pada dunia bisnis, maka rekan kerja juga sangat membutuhkan identitas siapa dirimu, apa passion yang kamu miliki. Maka dari itu, sangat penting untuk membangun personal branding untuk kepentingan dirimu. 

Namun sebelumnya, ketika akan serius membangun personal branding, ada hal utama yang menjadi langkah awal perjalanmu dan harus diketahui terlebih dahulu sebelum membangun personal branding. Mari simak point-point berikut!

1. Memiliki Visi dalam Hidup

sumber gambar: wapannuri.com
sumber gambar: wapannuri.com
Kata lain dari visi adalah tujuan.Tentu ketika hidup di dunia yang begitu keras, kamu tidak bisa hidup hanya dengan mengikuti alur akan seperti apa dunia kedepannya. 

Memiliki visi hidup yang jelas berarti juga memiliki pendirian yang teguh. Pendirian inilah yang sangat diperlukan dalam membangun sebuah citra dari dalam dirimu.

Cara menetukan visi dalam hidupmu adalah berbicara dengan dirimu sendiri, self-deep talk, dan juga melihat lingkungan sekitar. Bertanya lah pada diri sendiri, hal bermanfaat apa yang mau kamu kontribusikan dalam jangka panjang? Seperti apa kamu akan menggapainya? 

Dengan batasan waktu seberapa lama kamu akan mewujudkannya? Alasan apa yang melatar belakangi tujuan tersebut? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi visi hidupmu. 

Harus diingat selalu, visi hidupmu tidak boleh sembarang visi. Tujuan hidup yang benar adalah yang spesifik, dan bisa di ukur. Sehingga dengan sendirinya akan diikuti oleh misi-misi yang akan mencapai visi tersebut.

2. Mengetahui Passionmu

sumber gambar: tamasia.co.id
sumber gambar: tamasia.co.id
Setelah memiliki visi dalam hidup, maka selanjutnya akan mulai mengetahui passion apa yang melekat dalam dirimu. 

Suatu hobi yang dapat disebut sebagai Passion adalah ketika kamu mengerjakannya dengan sepenuh hati tanpa merasa 'tertekan,' dan hal tersebut dapat bermanfaat bukan cuma bagi dirimu sendiri, tetapi juga bagi banyak orang. 

Jika kamu merasa sudah sering melakukan sesuatu, sudah merasa cukup terbiasa tetapi masih sering tertekan, maka itu bukan lah passion.

Gunanya mengetahui passion terlebih dahulu, agar dapat membantumu dengan mudah untuk konsisten kedepannya. Karena di langkah selanjutnya setelah ini, saya akan membahas tentang konsistensi. 

3. Memperdalam Hard Skill dan Mengasah Soft Skill

sumber gambar: kampusyuk.com
sumber gambar: kampusyuk.com
Apakah kamu sudah tahu perbedaan Hard Skills dan Soft Skills? Menurut The Balance Career, hard skill bisa diperoleh dari edukasi formal seperti jenjang sekolah dari SD sampai SMA, perkuliahan, serta program lain di luar pendidikan formal.

Sebagai contoh, pelatihan, magang kursus, kelas online, program sertifikasi, dan juga training dari perusahaan. 

Juga menurut Alison Doyle, seorang pakar di bidang karir dan pencarian kerja menyebut bahwa hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pada proses interview, untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain. 

Sedangkan soft skills, menurut Lindsey Pollak, pakar karir-multigenerasi dan penulis buku laris "Becoming The Boss," menyebut bahwa soft skill adalah aspek yang paling penting untuk dimiliki ketika menjajaki dunia kerja. Karena menjadi pendukung terlaksananya pekerjaan dengan pembawaan karakteriktik yang ada pada dalam diri.

Maka dari itu sangat perlu untuk menyeimbangkan diantara Hard Skills dan Soft Skills ini. Ketika tadi kamu sudah memahami dan tahu apa passion-mu, itulah yang disebut sebagai hard skills. 

Contohnya, hard skill-mu adalah menerjemahkan bahasa asing, maka dalam hal ini kamu harus memperdalam bidangmu dalam budaya literasi bahasa asing. 

Kamu harus mengetahui dengan jelas, apa peranmu sebagai penerjemah, dan seperti apa harusnya pekerjaan yang harus dimaksimalkan untuk seorang penerjemah.

Lalu hal yang lebih membantumu dalam hal berkomunikasi dan juga mewujudkan hard skills, salah satunya adalah kemampuan dalam berkomunikasi dengan client, itulah yang disebut soft skill. Ketika dua hal itu telah seimbang, maka pasti pekerjaanmu kedepannya juga akan maksimal.

Dari langkah awal ini lah kamu baru bisa benar-benar masuk ke tahap membangun personal branding, entah itu melalui sosial media atau di luar sosial media, untuk mengenalkan kepada dunia siapa dirimu sebenarnya.

Jangan lupa bahwa langkah awal yang terpenting ini juga termasuk ke dalam proses menuju personal branding-mu selanjutnya agar lebih tepat. Maka berusahalah untuk maksimal disetiap prosesnya. Semangat calon orang sukses!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun