Mohon tunggu...
Perdana A. Negara
Perdana A. Negara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

s1 administrasi publik, Fisip Unsoed.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Avontur

15 Agustus 2019   10:38 Diperbarui: 15 Agustus 2019   10:42 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman eros-thanatos emas kehijauan

Dipayungi awan teduh jingga perak

Dedaunan merah muda sesekali menari

Angin menghembus aroma segar tanah basah

*

Air pengetahuan deras mengguyur taman

Disusul mekar harum bunga-bunga tabir

Mistikus merapal serius mantra purgatori

Jiwanya  berkelindan dalam kesejatian estetis

*

Seribu tahun membekukan syair asketis

Etre en soi menjelma jadi kelima indera

Memadat lalu berputar dalam abu-abu sephia

Menghempas warna-warna maya yang nyata

*

Fana ambivalen dipetik etre pour soi

Kompas hitam putih kapal logika

Merobek sepuluh ribu warna kehidupan

Demi tunggalnya benang merah keindahan

*

Akankah fajar gundah tiba memayungi taman?

Menyisakan hanya belulang pepohonan kenisbian

Teriring sonata, kutukan melodi kebebasan

Di bawah ampunan hakim nadir perumpamaan

*

Purwokerto, 29 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun