Fokus penelitian terus berkembang, seperti cognitive researchers yang lebih tertarik pada apa yang menggerakan perilaku. Mereka mencari apa yang belum terungkap yaitu asal biologis dari apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia. Seperti misalnya melihat hubungan antara reaksi kimia yang ada di dalam otak dengan perilaku. Mereka berhipotesis bawah perasaan senang, sedih, semangat, dan lain lain, sebetulnya reaksi kimia dalam otak itulah yang menjadi pemicunya.
Ilmuwan menggunakan sejenis microscope yang berkemampuan tinggi untuk melihat sel dalam otak yang dinamakan neuron. Ilmuwan mempelajarinya dengan membandingkan fungsi dan anatomi neuron pada orang sehat dan pada orang yang mengalami cedera atau masalah.
Alat yang umum digunakan untuk melihat cara kerja otak adalah functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI). Alat ini dapat melihat perubahan dalam otak secara langsung. Sebagai contoh ketika seseorang memikirkan seseuatu yang menyenangkan, fMRI dapat melihat bagian otak yang berhubungan dengan rasa senang lebih aktif dibanding bagian lain.
Pencampuran metodologi dan alat membawa kita memahami otak lebih dalam. Walaupun, masih banyak misteri yang belum terpecahkan menunggu untuk di eksplorasi. Jika Anda tertarik, menjadi neuroscientist mungkin bisa menjadi pilihan karir Anda?
catatan: tulisan ini juga tampil dalam https://medium.com/@lury.sofyan/manusia-dan-otak-26871235601e
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H